Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Starlink dan Hilirisasi Digital

27 Mei 2024   01:33 Diperbarui: 30 Mei 2024   09:15 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Starlink, internet satelit buatan Elon Musk.(Sumber: Starlink via kompas.com) 

Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, sempat mengemukakan pandangannya dalam debat cawapres, terkait hilirisasi digital sebagai bagian dari visi dan misi pembangunan ekonomi Indonesia. 

Menurutnya, hilirisasi digital harus mencakup berbagai sektor, termasuk pertanian dan perikanan, serta mengatasi kesenjangan digital antara generasi muda dan lanjut usia, serta antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Kesenjangan digital ini merupakan tantangan utama dalam mewujudkan hilirisasi digital yang inklusif.

Secara konseptual, hilirisasi digital sebagai “sebuah perubahan struktural berupa pembangunan sektor hilir di mana produk ekonomi digital menjadi bahan baku/antara sehingga didapat nilai tambah yang jauh lebih tinggi”.

Hilirisasi digital bukan berarti digitalisasi, sebab digitalisasi adalah transformasi dari analog/non-digital menjadi digital, yang dapat dilakukan baik pada sektor hulu dan hilir maupun pada ekonomi digital itu sendiri.

Dalam upaya mengakselerasi hilirisasi digital, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah strategis, termasuk peluncuran Peta Jalan Transformasi Digital Indonesia 2021-2024 oleh Kementerian Kominfo. 

Peta jalan ini bertujuan untuk memandu pelaksanaan pemerintahan digital, masyarakat digital, dan ekonomi digital, yang dianggap krusial dalam pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi Covid-19. 

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga telah meresmikan pengoperasian sinyal BTS 4G Bakti Kominfo dan integrasi Satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA-1) di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, sebagai bagian dari upaya meningkatkan konektivitas nasional.

Upaya pemerintah dalam mengakselerasi hilirisasi digital sepertinya menemukan peluang emas dengan kehadiran Starlink, layanan internet berbasis satelit orbit rendah milik Elon Musk, yang telah resmi memasuki pasar Indonesia.

Kehadiran Starlink menandai babak baru dalam transformasi digital di negara kepulauan ini, yang kemudian dapat menjadi salah satu pendorong utama hilirisasi digital, terutama di wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh infrastruktur telekomunikasi konvensional.

Sebagaimana visi Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, bahwa dengan kehadiran Starlink dapat dilihat sebagai langkah strategis dalam mempercepat integrasi digital di seluruh pelosok negeri.

Peran Starlink dalam Hilirisasi Digital

Starlink memiliki potensi besar dalam mendukung hilirisasi digital di Indonesia. Dengan teknologi satelit orbit rendah, Starlink dapat menyediakan akses internet berkualitas tinggi di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh jaringan kabel.

Inovasi teknologi baru dan layanan Starlink  dapat membuka peluang ekonomi baru, meningkatkan akses pendidikan, dan memperkuat layanan kesehatan di wilayah-wilayah tersebut.

Ketua Bidang Rekumtel Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Johny Siswadi, berpendapat bahwa Starlink sangat cocok untuk masyarakat dan lembaga layanan publik di wilayah terpencil yang sulit mendapat sambungan kabel jaringan telekomunikasi. 

Ia menyarankan integrasi layanan Starlink dengan infrastruktur lokal untuk mendukung bisnis ISP lokal sekaligus memperluas jangkauan Starlink di Indonesia. 

Pendapat ini menggarisbawahi potensi internet starlink dalam mengatasi kesenjangan akses internet di daerah-daerah terpencil yang selama ini sulit dijangkau oleh jaringan kabel konvensional.

Di sisi lain, praktisi teknologi informasi Onno W. Purbo melihat potensi starlink dalam mendukung praktik jaringan internet mandiri RT/RW Net. 

Dengan kecepatan hingga 200Mbps, biaya investasi modem sekitar 8 juta rupiah, dan biaya bulanan sekitar 800 ribu rupiah per rumah, Onno menilai bahwa investasi ini dapat menghasilkan balik modal dalam waktu satu tahun. 

Dengan demikian, kehadiran layanan Starlink akan berperan sebagai katalis dalam menciptakan ekosistem digital yang lebih inklusif. Dengan meningkatkan konektivitas di daerah-daerah terpencil, Starlink dapat membantu mengurangi kesenjangan digital dan memperkuat persatuan nasional melalui hilirisasi digital. 

Sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas nasional dan mempercepat transformasi digital di berbagai sektor, Starlink dapat menjadi salah satu pilar utama dalam transformasi digital Indonesia, mendorong ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.

Produk dan layanan digital akan menjadi fokus utama dalam proses produksi dan bukan hanya menjadi barang jadi tetapi juga menjadi bahan baku untuk industri lain atau menjadi "antara" yang menghubungkan berbagai elemen ekonomi.

Hal ini sejalan dengan konsep inti hilirisai yakni penciptaan nilai tambah yang lebih tinggi. Dengan menggunakan teknologi digital dan memanfaatkan produk-produk digital sebagai bahan baku, ekonomi dapat menciptakan produk dan layanan yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi daripada sebelumnya. 

Ini dapat terjadi melalui efisiensi operasional yang lebih baik, personalisasi yang lebih besar, atau inovasi produk yang lebih cepat.

Namun demikian, untuk memaksimalkan peluang dan potensi ini, perlu ada kolaborasi antara pemerintah, penyedia layanan starlink, layanan internet lokal, pelaku usaha dan bisnis serta masyarakat. 

Regulasi yang inovatif dan mudah beradaptasi diperlukan untuk menciptakan iklim usaha, penciptaan lapangan kerja baru, mengatasi kesenjangan dan kemiskinan  akibat perluasan ekonomi digital. Selain itu, isu privasi pengguna dan keamanan data juga harus menjadi perhatian utama dalam pengembangan kebijakan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun