Para petani kopi Nagekeo memproduksi kopi dengan metode yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Para petani lokal menerapkan praktik pertanian organik, menghindari penggunaan bahan kimia sintetis yang dapat merusak kualitas kopi.
Proses produksi kopi Leder dan kopi Ebulobo misalnya, masih menggunakan cara tradisional. Mulai dari proses panen yang dilakukan dengan tangan, memetik buah kopi yang benar-benar matang. Setelah dipanen, buah kopi dijemur di bawah sinar matahari sampai kering. Proses penjemuran ini bisa memakan waktu beberapa hari, tergantung cuaca.Â
Setelah buah kopi kering, langkah berikutnya adalah memisahkan kulit dari biji kopi, menggunakan alat tradisional untuk memisahkan biji kopi dari kulitnya. Alat ini sederhana, namun efektif, menjaga biji kopi tetap utuh dan bersih.Â
Biji kopi yang sudah dipisahkan dari kulitnya kemudian dijemur kembali untuk memastikan kadar airnya benar-benar rendah. Proses penjemuran kedua ini penting untuk memastikan biji kopi siap untuk disangrai.
Proses sangrai dilakukan dengan cara yang sangat tradisional, menggunakan kuali dari tanah liat dan menggoreng biji kopi di atas tungku kayu api.Â
Suhu yang dihasilkan oleh kayu api membuat biji kopi terpanggang secara merata, sementara kuali tanah liat membantu menjaga kestabilan panas. Proses sangrai semacam ini membuat aroma kopi memenuhi udara, memberikan sensasi yang begitu memikat dan nikmat. Setelah proses sangrai selesai, biji kopi didinginkan sebelum digiling menjadi bubuk halus.
Di Nagekeo, proses penggilingan dilakukan menggunakan alat tradisional yang disebut lesung yang terbuat dari kayu. Suara ritmis dari lesung yang menghantam biji kopi memberikan nuansa tersendiri dalam proses ini, menambahkan elemen tradisi dan budaya yang kental.
Upaya Pengenalan Kopi Nagekeo ke Dunia
Pada bulan Desember 2021, pemerintah Kabupaten Nagekeo meluncurkan tagline "Nagekeo The Heart of Flores", Â yang bertujuan untuk memperkenalkan potensi daerah.
Pasa acara peluncuran Nagekeo The Heart of Flores, sejumlah produk ditampilkan kepada para pengunjung, termasuk produk kopi unggulannya. Tentu ini menjadi momentum penting bagi Nagekeo dalam upaya memperluas pasar kopi mereka dan meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
Saya meyakini bahwa tagline Nagekeo the Heart of Flores yang disemarakkan Pemda Nagekeo sebagai upaya agar orang-orang tahu bahwa kopi Flores tidak melulu kopi Bajava dari Ngada, atau Kopi Detusoko dari Ende yang terkenal itu, tapi juga ada kopi Leder dan kopi Ebulobo yang maknyus.