Selain itu, perspektif folklore dalam cerita ini digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai moral, mengajarkan pelajaran, dan memperkuat identitas budaya. Dalam hal ini, cerita Ebu Gogo mungkin berfungsi untuk mengingatkan penduduk tentang bahaya ketamakan dan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hubungan antara manusia dan lingkungan mereka.
Kendati demikian, beberapa penelitian arkeologi dan paleontologi, berspekulasi bahwa cerita tentang Ebu Gogo mungkin memiliki dasar dalam kenyataan, merujuk pada keberadaan Homo Floresiensis, spesies manusia purba yang ditemukan di pulau Flores, Indonesia.Â
Homo Floresiensis, yang dijuluki "hobbit" karena ukurannya yang kecil, memiliki beberapa karakteristik yang mirip dengan deskripsi Ebu Gogo. Cerita hobbit hadir dalam film legendaris The Lord of The Ring.
Penemuan ini membuka kemungkinan bahwa legenda Ebu Gogo mungkin didasarkan pada ingatan kolektif tentang interaksi antara manusia modern dan Homo Floresiensis di masa lalu.
Legenda Ebu Gogo adalah contoh menarik dari bagaimana cerita rakyat dapat mencerminkan dan mempengaruhi kehidupan sosial dan budaya suatu masyarakat.
Meskipun mungkin tidak ada bukti langsung tentang keberadaan Ebu Gogo, cerita ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana manusia memahami dan berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.Â
Penelitian lebih lanjut tentang legenda ini dapat membantu kita memahami lebih dalam tentang hubungan antara manusia dan makhluk-makhluk mitos dalam konteks budaya dan sejarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H