Mohon tunggu...
Hen AjoLeda
Hen AjoLeda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Legenda Ebu Gogo: Cerita Rakyat dari Kampung 'Ua, Boawae, Flores

2 Juni 2024   20:10 Diperbarui: 2 Juni 2024   21:40 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makhluk Ebu Gogo. Sumber Gambar: https://travel.okezone.com

Legenda Ebu Gogo: Cerita Rakyat dari Kampung 'Ua, Boawae, Flores

Legenda tentang makhluk mitos yang dikenal sebagai Ebu Gogo telah lama menjadi bagian dari cerita rakyat Flores bagian tengah di Kampung 'Ua. Saat ini kampung 'Ua disebut Rua dan merupakan wialayah administratif Kelurahan Nageoga, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, NTT.

Ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar, kakek Arnoldus salah satu sumber utama cerita tentang legenda Ebu Gogo. Kakek Arnoldus bercerita bahwa, Ebu Gogo sebagai makhluk dengan tubuh berbulu dan wajah yang mirip kera, tetapi mereka berdiri tegak seperti manusia dan memiliki gigi taring yang besar.

Ebu Gogo tinggal di gua-gua tersembunyi di kaki gunung Gunung Ebulobo, dalam bahasa orang 'Ua disebut Lia Ula, dan letaknya tidak jauh dengan kampung lama 'Ua. Menurut cerita kakek Arnoldus, Ebu Gogo adalah makhluk yang sangat kuat, lincah dan pemakan segala. Mereka bisa berlari dengan cepat dan sulit ditangkap oleh manusia. Mereka memiliki kekuatan yang luar biasa dan sering kali membuat masalah dengan mencuri makanan dari kebun-kebun dan lumbung.

Kakek Arnoldus juga menceritakan tentang peristiwa tragis yang terjadi ketika salah satu Ebu Gogo betina tertangkap mencuri oleh seorang penduduk kampung 'Ua. Sayangnya, kejadian itu berakhir dengan kematian bayi Ebu Gogo yang ditinggalkannya di dalam pondok. 

Menurut cerita kakek Arnoldus, keberadaan Ebu Gogo menjadi masalah serius bagi penduduk 'Ua, yang akhirnya memutuskan untuk mengusir mereka. Sebuah aksi penyergapan dilakukan oleh penduduk kampung 'Ua setelah sebuah pesta di mana seluruh Ebu Gogo hadir. Mereka menutup pintu keluar gua Lia Ula dan membanjiri pintu masuk dengan ijuk, supaya Ebu Gogo menggunakan ijuk tersebut sebagai alas tidur. 

Ebu Gogo kemudian menggunakan ijuk untuk membungkus tubuh mereka. Ketika penduduk kampung 'Ua melempar puntung bara api ke arah mereka, sebuah kebakaran besar terjadi di dalam gua Lia Ula, mengakibatkan kematian seluruh Ebu Gogo, kecuali sepasang Ebu Gogo yang sedang mencari makanan, dan melarikan diri meninggalkan gua Lia Ula.

Legeda Ebu Gogo ini menjadi cerita yang diturunkan dari mulut ke mulut hingga dari generasi ke generasi.

Ebu Gogo: Analisis Ilmiah Sosial-Antropologis

Meskipun tampaknya hanya sebagai cerita rakyat, legenda ini menarik perhatian tidak hanya bagi penduduk lokal, tetapi juga bagi peneliti dan antropolog yang mencoba memahami asal-usul dan makna di balik cerita ini.

Selain hanya sekadar hiburan bagi penduduk 'Ua, cerita legenda Ebu Gogi juga memiliki fungsi sosial dan budaya. Studi tentang folklore dan mitologi juga memberikan wawasan tentang bagaimana cerita-cerita ini berfungsi dalam masyarakat.

Cerita ini mencerminkan ketegangan antara manusia dan makhluk yang dianggap asing atau berbeda. Dalam hal ini, Ebu Gogo mewakili entitas asing yang menimbulkan ancaman terhadap kehidupan dan kesejahteraan penduduk desa. Keputusan untuk menghadapi Ebu Gogo dengan menutup pintu gua dan menggunakan api untuk mengusir Ebu Gogo mencerminkan upaya manusia untuk mengendalikan dan menyingkirkan ancaman ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun