Sepak bola telah lama menjadi salah satu alat yang efektif untuk menyatukan masyarakat di berbagai belahan dunia. Demikian pun di Indonesia, di mana olahraga sepak bola begitu populer.
Prestasi tim nasional menjadi momentum penting untuk mengalihkan perhatian dari ketegangan politik.Â
Dalam konteks pasca-pemilu, keberhasilan tim sepak bola Indonesia memberikan kesempatan bagi para pemimpin politik untuk menunjukkan solidaritas dan konsolidasi, serta untuk menyatukan masyarakat dalam satu tujuan bersama.
Prestasi ini juga dapat diinterpretasikan sebagai simbol keberhasilan nasional yang melampaui perbedaan politik.Â
Ketika masyarakat Indonesia bersatu untuk merayakan prestasi tim sepak bola, perbedaan politik menjadi kurang relevan.Â
Semangat patriotisme dan kebanggaan nasional muncul sebagai tema yang mendominasi, menggantikan perpecahan dan polarisasi politik yang terjadi selama masa pemilu 2024.
Pemerintah transisi dapat memanfaatkan keberhasilan ini untuk membangun momentum positif yang dapat diarahkan ke arah konsolidasi politik.Â
Dengan demikian, Piala Asia U-23 sebagai momentum untuk merajut persatuan, mewujudkan potensi bersama, kerja keras, dan semangat kebinekaan.Â
Hal ini adalah nilai-nilai yang dapat dipromosikan oleh pemimpin politik transisi untuk menyatukan negara untuk tujuan-tujuan yang lebih besar.
Meskipun olahraga dapat menjadi alat yang efektif untuk mengalihkan perhatian dari perpecahan politik, risiko komodifikasi olahraga juga perlu diantisipasi secara bijak.Â
Memastikan bahwa keberhasilan tim sepak bola tidak hanya dijadikan sebagai alat propaganda politik, tetapi sebagai kesempatan nyata untuk memperkuat persatuan dan kesatuan semakin terkoyak.