Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kartini: Pemikiran dan Gagasan yang Menerangi Perjuangan Kaum Perempuan

21 April 2024   02:15 Diperbarui: 21 April 2024   03:13 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mayoritas perempuan di pedesaan memiliki ijazah SD (31,28%), sementara di perkotaan mayoritas memiliki ijazah SMA/SMK (33,36%). Persentase perempuan yang lulus dari perguruan tinggi di perkotaan (13,97%) lebih tinggi dibanding di pedesaan (6,00%). 

Selain itu, jumlah perempuan tanpa ijazah atau tidak pernah bersekolah formal di pedesaan (19,77%) juga lebih tinggi daripada di perkotaan (10,26%). Tingkat buta huruf perempuan di pedesaan (7,35%) juga jauh lebih tinggi dibanding di perkotaan (2,83%).

Selain bidang pendidikan, ketimpangan gender masih terjadi dalam kehidupan politik-pemerintahan. Selama 12 kali masa pemilihan umum legislatif (Pileg) berlangsung, representasi perempuan di parlemen belum pernah mencapai target 30 (https://www.bps.go.id, 2022).

Dari data tersebut di atas, menunjukkan bahwa pemikiran Kartini tentang pentingnya pendidikan dan kesetaraan gender masih relevan dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh perempuan di Indonesia.

Pendidikan sebagai fondasi utama untuk pemberdayaan perempuan, sehingga upaya untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi perempuan di semua wilayah harus menjadi agenda prioritas.

Diperlukan upaya konkret seperti peningkatan aksesibilitas pendidikan di daerah pedesaan, sekolah gratis dan berkualitas bagi penduduk miskin, subsidi fasilitas pendidikan, mengubah stereotip dan norma-norma yang menghambat akses perempuan terhadap pendidikan, sehingga kaum perempuan mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki.

Keterlibatan perempuan dalam proses pembangunan, politik dan pemerintahan perlu diperkuat, untuk memastikan bahwa suara dan kepentingan perempuan dapat terwakili dengan baik dalam proses pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupan kaum perempuan.

Dengan demikian pemikiran dan semangat Kartini untuk memperjuangkan hak-hak perempuan harus terus dijadikan pedoman dalam upaya mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan inklusif bagi semua warga negara.

Penting bagi kita untuk terus mengilhami gagasan dan pemikirannya dengan mengambil tindakan nyata untuk mewujudkan visinya tentang masyarakat di mana perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki. Melalui pendidikan, kesetaraan, dan pemberdayaan, kita dapat mewujudkan impian Kartini untuk Indonesia yang lebih adil dan makmur bagi semua warganya.

Kartini adalah simbol perjuangan dan kemajuan bagi perempuan Indonesia dan dunia. Pemikirannya yang progresif dan semangatnya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan telah menginspirasi kita semua dan menjadi landasan bagi gerakan kesetaraan gender menuju Indonesia emas.

Selamat Hari Kartini 21 April 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun