Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kartini: Pemikiran dan Gagasan yang Menerangi Perjuangan Kaum Perempuan

21 April 2024   02:15 Diperbarui: 21 April 2024   03:13 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.medcom.id

Pram menulis:

"Kartini adalah pemula dari sejarah modern Indonesia. Dialah yang menggodok aspirasi-aspirasi kemajuan yang di Indonesia untuk pertama kali timbul di Demak-Kudus-Jepara sejak pertengahan kedua abad lalu. Di tangannya kemajuan itu dirumuskan, diperincinya, diperjuangkannya, untuk kemudian menjadi milik seluruh nasion Indonesia. Dikatakan Indonesia, karena, sekalipun ia lebih sering bicara tentang Jawa, ia pun tak jarang mengemukakan keinginannya buat seluruh Hindia – Indonesia dewasa ini".

Jelas yang digambarkan Pramoedya Ananta Toer bahwa, Kartini bukan hanya milik Jawa, tetapi juga milik seluruh Indonesia. Dengan aspirasinya yang melampaui batas-batas geografis dan etnis, Kartini telah menjadi simbol perjuangan bagi kesetaraan, keadilan, dan kemajuan di seluruh Indonesia.

Dengan demikian, warisan pemikiran dan perjuangan Kartini tetap relevan dan menginspirasi hingga hari ini, tidak hanya bagi perempuan Indonesia, tetapi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Relevansi Perjuangan Perempuan Kontemporer

Meskipun Kartini meninggal pada usia muda, warisannya terus hidup. Gerakan perempuan di Indonesia terus mengambil inspirasi dari gagasan-gagasannya.

Pada tahun 1964, hari lahirnya, 21 April, dijadikan sebagai Hari Kartini, yang dirayakan untuk menghormati kontribusinya terhadap emansipasi perempuan.

Pemikiran Kartini tetap relevan dalam konteks modern. Meskipun banyak kemajuan telah dicapai dalam bidang kesetaraan dan emansipasi bagi perempuan, masih ada banyak tantangan yang dihadapi oleh perempuan di Indonesia.

Pendidikan masih menjadi isu penting. Banyak perempuan di daerah pedesaan dan daerah dengan ekonomi yang lemah tidak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan seperti halnya laki-laki.

Di Indonesia saat ini, menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bahwa, 9,68 persen perempuan Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan.

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) BPS 2022 menunjukkan, terdapat perbedaan yang signifikan dalam pendidikan perempuan antara pedesaan dan perkotaan di Indonesia (https://www.bps.go.id, 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun