Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kaizen Sebagai Aksi Koletif dalam Menangani Sampah di Bulan Ramadan

13 Maret 2024   19:50 Diperbarui: 13 Maret 2024   19:59 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagai literatur menjelaskan bahwa Kaizen merupakan konsep yang berasal dari bahasa Jepang yang menggabungkan kata "Kai" yang berarti perubahan dan kata "Zen" yang berarti kebijaksanaan. Kaizen menggambarkan esensi dari filosofi yang menekankan pada perbaikan bertahap dan terus-menerus menuju kebijaksanaan..

Diprakarsai oleh Masaaki Imai, seorang ahli teori organisasi dan konsultan manajemen Jepang, Kaizen telah menjadi teknik dan prinsip yang sangat berharga dalam meningkatkan keterampilan manajemen dan mendorong pertumbuhan pribadi. 

Di Jepang Kaizen telah menjadi sebuah paradigma bagi perbaikan berkelanjutan dalam berbagai bidang, termasuk manajemen, bisnis, dan bahkan pengembangan kehidupan sehari-hari.

Konsep "satu menit" atau "one-minute principle" merupakan salah satu aspek dari filosofi Kaizen. Prinsip "satu menit" ini merupakan salah satu cara untuk mendorong individu untuk memulai tindakan perbaikan dengan cara yang sederhana namun konsisten.

Ide dasarnya adalah bahwa seseorang dapat melakukan perbaikan atau tindakan produktif selama satu menit, yang sering kali dianggap sebagai durasi yang sangat singkat dan mudah dijalani.  Namun, tujuannya adalah agar individu dapat membiasakan diri dengan tindakan perbaikan kecil namun signifikan secara teratur, yang pada gilirannya menjadi habitus baru dan dapat membawa perubahan positif dalam jangka panjang.

Kaizen, Ramadan dan Sampah

Prinsip Kaizen ini dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan seperti dalam menangani masalah lingkungan dan persampahan. Karena dengan prinsip Kaizen bisa membuat individu peka dan empati terhadap masalah sampah dan lingkungan yang bisa dimulai dari halaman rumah. Tindakan ini kemudian dapat menjadi habitus, yang selanjutnya menjadi gerakan kolektif dalam menangani sampah.

Salah satu konsep dari Kaizen yang relevan dengan menangani sampah dikenal dengan Gerakan 5S, yang terdiri dari Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. 

Gerakan 5S adalah konsep yang mendorong perubahan sikap dengan mengedepankan penataan, kebersihan, dan kedisiplinan di tempat kerja. Konsep ini mencakup pemilahan barang-barang, penyimpanan yang teratur, pembersihan, pemeliharaan kebersihan, serta memotivasi pekerja untuk terus menerapkan prinsip-prinsip ini dalam pekerjaan sehari-hari.

Seiri artinya pemilahan barang-barang dilakukan untuk membedakan barang yang diperlukan dan tidak diperlukan. Dalam konteks pengelolaan masalah sampah, ini bisa berarti memilah jenis sampah yang dihasilkan oleh aktivitas di tempat kerja. Barang yang tidak dapat didaur ulang atau tidak perlu disimpan dapat dibuang atau didaur ulang secara tepat.

Seiton artinya penyimpanan barang-barang dengan rapi dan teratur tidak hanya memudahkan pencarian barang, tetapi juga membantu dalam pengelolaan sampah. Tempat penyimpanan sampah harus ditata dengan baik, termasuk penggunaan tempat sampah yang sesuai dan tanda pengenal yang jelas untuk jenis sampah tertentu (seperti sampah organik, kertas, plastik, dll.).

Seiso artinya pembersihan tempat kerja dari sampah dan kotoran merupakan bagian penting dalam pengelolaan masalah sampah. Melalui kegiatan pembersihan secara teratur, sampah-sampah yang terakumulasi dapat diidentifikasi dan dikelola dengan lebih efisien, serta menjaga kebersihan lingkungan kerja.

Seiketsu artinya mengusahakan agar kondisi tempat kerja selalu terjaga dengan baik mencakup juga pengelolaan sampah secara berkelanjutan. Ini termasuk penegakan kebijakan dan prosedur pengelolaan sampah, pelatihan pegawai tentang cara membuang sampah dengan benar, dan penerapan praktik-praktik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

Shitsuke artinya memotivasi pekerja untuk terus melakukan perawatan dan perbaikan juga berlaku dalam konteks pengelolaan sampah. Konsistensi dalam menjaga lingkungan kerja yang bersih dan teratur serta mematuhi aturan terkait pengelolaan sampah adalah kunci untuk mengelola masalah sampah dengan efektif.

Penerapan prinsip Kaizen menjadi semakin penting dalam upaya mengatasi masalah persampahan yang semakin meningkat terutama di bulan suci Ramadhan ini.

Bulan Ramadhan, sebagai bulan penuh berkah dan kesempatan untuk melakukan perubahan kecil namun berkelanjutan dan selanjutnya menginisiasi gerakan aksi kolektif dalam menerapkan prinsip  Kaizen dalam menangani persampahan.

Dengan prinsip "satu menit" dari prinsip Kaizen setiap hari untuk mengelolah sampah secara bijak, maka akan menjadi kebiasaan baru dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam bulan Ramadan ini.

Meskipun aktivitas-aktivitas keagamaan dan kegiatan sosial selama bulan Ramadhan mungkin memakan banyak waktu, dengan menghabiskan satu menit setiap hari untuk melakukan tindakan kecil yang berkontribusi pada pengelolaan sampah dapat menjadi langkah awal yang bermakna. 

Misalnya, memulai dengan memilah sampah organik dan non-organik di rumah selama satu menit setiap hari dapat membentuk kebiasaan yang berkelanjutan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah.

Kolaborasi antarindividu, kelompok dan lingkungan komunitas menerapkan prinsip Kaizen sebagai aksi kolektif dalam pengelolaan persampahan di bulan Ramadhan. 

Penerapan prinsip Kaizen dalam menangani persampahan juga membutuhkan kreativitas dan inovasi. Misalnya, dengan menggunakan teknologi informasi dan media sosial, masyarakat dapat berbagi tips dan trik tentang praktik pengelolaan sampah yang efektif, atau bahkan mengembangkan aplikasi yang memudahkan proses pemilahan dan daur ulang sampah.

Selain memperbaiki praktik-praktik pengelolaan sampah, prinsip  Kaizen juga mengajarkan kita untuk terus mencari cara-cara baru untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan berhemat.

Dalam konteks bulan Ramadhan, hal ini dapat berarti mengevaluasi dan mengoptimalkan penggunaan bahan makanan sehingga menghasilkan lebih sedikit limbah organik, atau menggunakan kemasan yang ramah lingkungan untuk mengurangi limbah non-organik.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip Kaizen sebagai aksi kolektif, kita dapat membuat perubahan positif yang signifikan dalam menangani sampah. Dengan memulai dari langkah kecil, bersama-sama kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, lebih sehat, dan lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang dengan komintmen dan kedispilanan teguh.

Lebih dari itu, menerapkan prinsip Kaizen sebagai aksi kolektif dalam menangani persampahan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di bulan Ramadhan, tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga menciptakan kesempatan untuk pertumbuhan pribadi dan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun