Mohon tunggu...
Hen AjoLeda
Hen AjoLeda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Kelas Menengah: Hampir Jatuh dalam Kemiskinan, Tertimpa Pinjol dan Judi Online Pula

3 Maret 2024   01:03 Diperbarui: 3 Maret 2024   01:13 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.kompas.id/

Kelas menengah di Indonesia sering dianggap sebagai poros utama dalam struktur sosial ekonomi negara. Dalam dua dekade terakhir, kelas menengah di Indonesia terus berkembang dan kini menjadi mayoritas penduduk. Menurut perkiraan Harian Kompas, ada sekitar 126 juta masyarakat Indonesia yang termasuk dalam kelas menengah dan calon kelas menengah (Kompas.id, 28 Februari 2024). 

Kelompok ini dianggap berpengaruh baik dari sisi ekonomi maupun politik. Secara ekonomi, besarnya jumlah masyarakat kelas menengah dianggap sebagai potensi untuk meningkatkan perekonomian nasional. Mereka menjadi motor penting pertumbuhan ekonomi dengan menyumbang sebagian besar dari total konsumsi rumah tangga Indonesia. Dari sisi politik, kelas menengah telah memainkan peran penting dalam transisi politik serta dalam mendorong semangat demokrasi dan keterbukaan dalam gerakan reformasi (Kompas.id, 28 Februari 2024 ).

Meskipun demikian sebagian besar dari kelompok kelas menengah Indonesia masih rentan terhadap penurunan status ekonomi jika terjadi guncangan ekonomi. Karena harus bertahan hidup pas-pasan, hanya mencukupi kebutuhan dasar tanpa ada sisa gaji untuk ditabung.

Laporan Kompas (Kompas.id, 2024) menunjukkan, tantangan utama bagi kelas menengah di Indonesia terletak pada kondisi kerja yang tidak pasti dan upah yang rendah. Banyak dari mereka yang bekerja dengan status tidak tetap atau pendapatan yang minim, sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. 

Kondisi ini menunjukkan bahwa banyak dari mereka masih harus berjuang untuk mengatasi tantangan ekonomi sehari-hari. Dengan pendapatan yang diterima tidak selalu cukup untuk memenuhi semua kebutuhan, apalagi untuk menabung.

Lantaran karena berada dalam kondisi sebagai kelompok susah kaya dan rentan miskin, kemudian membuat kelompok ini memiliki obsesi sat-set  cepat kaya dengan cara yang instan. Salah satunya adalah dengan berjudi online.

Identifikasi PPATK (Kompas.id, 2024) menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang terlibat dalam judi online adalah dari kalangan berpenghasilan rendah dengan beragam latar belakang, seperti ibu rumah tangga, pegawai swasta, petani, buruh, hingga pelajar. 

Faktor utama yang mendorong populernya perjudian online di kalangan masyarakat kelas menengah berpenghasilan rendah adalah harapan untuk mendapatkan keuntungan finansial dengan cepat. 

Dalam kondisi ekonomi yang sulit, banyak orang mencari cara alternatif untuk meningkatkan pendapatan mereka, dan perjudian online dianggap sebagai salah satu cara yang potensial.

Persoalan lain kemudian muncul dan semakin rumit, ketika perjudian online yang mudah diakses melalui platform digital memicu untuk melakukan pinjaman online (pinjol), yang seringkali pinjaman ini digunakan untuk melanjutkan aktivitas perjudian atau menutupi kerugian. 

Sebagaimana liputan Harian Kompas (Oktober-Desember 2023) menunjukkan bahwa, banyak orang yang terjebak dalam lingkaran perjudian online dan kemudian mengalami kesulitan keuangan mencoba mencari solusi dengan cara mengambil pinjaman oline meskipun dengan bunga yang tinggi.

Hampir sebagian besar kalangan masyarakat kelas menengah bawah yang terjerat dalam utang pinjol dengan bunga yang selangit. Pinjol seringkali menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam proses pengajuan pinjaman, namun pada saat yang sama juga memberlakukan bunga dan biaya yang tidak proporsional, sehingga banyak yang terjebak dalam jeratan utang yang semakin memburuk.

Dengan terjebak dalam utang pinjol maka kondisi finansial semakin memburuk, jika apabila menerapkan gaya "gali lubang tutup lubah", berutang dari satu pinjol untuk melunasi hutang pinjol yang lain. Kondisi ini kemudian membentuk lingkaran setan yang hanya membawa mereka lebih dalam ke dalam jurang yang mematikan. 

Kondisi ini tidak hanya memengaruhi individu secara finansial, tetapi juga secara emosional dan mental karena tekanan utang yang terus bertambah, mengganggu kesejahteraan keluarga dan stabilitas sosial ekonomi negara secara keseluruhan.

Sejauh ini, langkah-langkah teknis seperti himbauan pemerintah untuk memperkuat literasi keuangan dan digital, pemblokiran terhadap situs judi online, serta moratorium terhadap penerbitan izin fintech baru (pinjol) dan penindakan terhadap pinjol ilegal, merupakan langkah yang perlu diapresiasi. Namun, untuk mengatasi masalah ini secara menyeluruh, diperlukan perlindungan yang lebih luas dari pemerintah.

Pemerintah perlu memberikan jaminan hak-hak dasar bagi kelas menengah kebawah, termasuk perlindungan terhadap eksploitasi finansial dan upaya-upaya untuk meningkatkan kondisi kerja dan upah riil yang layak. Selain itu, inklusi keuangan yang lebih luas, dengan kredit yang lebih mudah diakses dan bunga yang lebih rendah perlu diberikan kepada kelas menengah kebawah.

Karena itu, jika negara mengakui bahwa kelas menengah di Indonesia sebagai poros utama dalam struktur sosial ekonomi, maka upaya yang lebih luas adalah dengan memerangi ketimpangan dan kesejangan ekonomi serta kemiskinan yang terus mendera jutaan rakyat kelas menengah bawah. 

Melalui intervensi pemerintah yang tepat dan upaya bersama dari berbagai pihak, kelas menengah di Indonesia dapat lebih terlindungi dari ancaman kemiskinan dan dapat berkontribusi secara optimal dalam pertumbuhan ekonomi negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun