Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Sudah Jatuh dalam Kemiskinan, Tertimpa Stunting Pula

15 April 2024   23:38 Diperbarui: 17 April 2024   17:45 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Memeriksa balita di Posyandu. (Sumber: Shutterstock via kompas.com)

Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai intervensi kebijakan, program dan anggaran untuk mengurangi prevalensi stunting, seperti intervensi gizi pada ibu hamil dan anak usia 6 sampai 2 tahun. Namun, upaya ini harus terus ditingkatkan dan didukung dengan kebijakan yang komprehensif dan implementasi yang efektif.

Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik dan lingkungan yang sehat dalam mencegah stunting. Pendidikan dan advokasi juga dapat memainkan peran penting dalam mengubah perilaku dan kebiasaan yang dapat mengurangi risiko stunting.

Perlunya upaya bersama antar sektor dan pemangku kepentingan untuk mengatasi masalah stunting. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan masyarakat sipil dapat memperkuat upaya penanggulangan stunting melalui pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan.

Yang terpenting adalah dalam menghadapi kompleksitas masalah stunting, tidak ada solusi instan atau pendekatan yang dapat diterapkan secara teknis prosedural. Namun, satu hal yang menjadi kunci dalam upaya mengatasi stunting adalah dengan penanggulangan kemiskinan.

Dengan demikian, mengatasi stunting tidak hanya melibatkan upaya untuk memperbaiki asupan gizi anak dan ibu hamil, tetapi juga memerlukan pendekatan yang menyeluruh dalam memerangi kemiskinan. 

Hal ini karena kemiskinan memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap kesehatan dan nutrisi keluarga, yang pada gilirannya dapat memengaruhi pertumbuhan anak sebagai generasi Indonesia mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun