Mohon tunggu...
Kimi Himma
Kimi Himma Mohon Tunggu... Freelancer - Blessed mom 🌼

Aku ingin menulis (lagi)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seraphina Rose

21 Februari 2022   15:10 Diperbarui: 21 Februari 2022   15:13 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seraphina Rose
Oleh: Hemma Fauziah

Saat pertama kali menatap wajah ayunya, aku dan seluruh pria di kelas ini, seperti terhipnotis dengan pesona murid baru yang selalu menebar senyum itu. Suara lembut dan binar mata yang akan membuat semangat bergelora. Kecuali pada gadis yang merasa kalah saing.

Seraphina Rose, nama gadis itu, yang kini menjadi pusat perhatian semua orang, termasuk siswa dari sekolah lain. Gadis yang dulu pendiam, saat ini menjelma menjadi bintang. Disanjung, dipuja, dan disayang. Namun, tak sedikit yang tidak menyukainya. Kebetulan beberapa waktu lalu, aku mendengar percakapan Elena dan kawan-kawannya perihal Sera. Ya, Elena merasa sinarnya sebagai bintang sekolah mulai redup. Tersingkir oleh Sera.

Aku sendiri sangat mengagumi gadis itu. Namun karena keberadaanku yang kurang menonjol, Sera sering abai dan tak acuh. Sebagai pria yang tidak gampang menyerah, aku selalu berusaha untuk dekat dengannya. Bagaimanapun caranya.

Pernah suatu kali, Sera memberi perhatian lebih. Kukira dia memang jatuh cinta, karena kecerdasan yang kumiliki. Ternyata salah. Sera hanya merasa kasihan, karena aku tidak memiliki banyak teman. Sejak saat itu, setiap kali melihat Sera, ada perasaan aneh yang muncul. Seperti ingin memiliki dia seutuhnya, untuk membuktikan bahwa aku bukan lelaki lemah yang pantas dikasihani.

Semuanya percuma! Sera adalah bintang yang dipuja banyak orang. Dia tidak akan melihat pria sepertiku. Bagi Sera, pria impiannya adalah Jason. Prmain basket yang kerap disorot karena kepiawaiannya memainkan bola berwarna cokelat itu.

Desas-desus yang beredar menyebutkan bahwa, Sera dan Jason sudah menjalin hubungan selama tiga minggu. Dan sialnya, selama kurun waktu itu, aku sering melihat Jason bersama beberapa gadis di kafe atau pun pusat perbelanjaan.

Saat aku mengatakan yang sejujurnya tentang Jason, Sera selalu mara-marah dan menganggapku gila, karena memfitnah kekasihnya. Padahal, Elena dan kawan-kawannya juga mengetahui perihal kebusukan Jason. Mungkin mata Sera sudah dibutakan cinta, sampai tidak bisa membedakan kebohongan dan kejujuran yang perbedaannya sangat tipis.

Meski sudah dianggap tidak waras, aku tidak berhenti begitu saja untuk memberitahu kebenarannya pada Sera. Hingga di minggu dua puluh tiga hubungan mereka, aku memaksa Sera untuk melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa Jason sudah bermain api dengan wanita lain. Ya, meskipun leher dan tubuh bagian bawahnya masih tersimpan rapi di bawah ranjang kamarku.

Selesai

Dilarang copas!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun