Akan tetapi tidak adil rasanya, apabila gen Z Sidrap sepenuhnya disalahkan dalam mata rantai tindakan sobis tersebut, keterlibatan gen Z Sidrap dalam perilaku Sobis juga dimungkinkan dilatarbelakangi oleh kurangnya lapangan pekerjaan yang dimiliki sebagai tempat yang tepat untuk menyalurkan kemampuan mereka. Â
Dalam artian bahwa, untuk memutus mata rantai sobis di perlukan sinergisitas yang kuat antar banyak pihak baik dari masyarakat biasa, orang tua, pemerintah daerah maupun para penegak hukum.
Dalam sisi lain, Sobis sebagai tindakan penipuan online juga diistilahkan serupa dengan Fraud. Â Fraud didefinisikan oleh Bologna, Lindquist dan Wells sebagai penipuan kriminal yang bermaksud untuk memberi manfaat keuangan kepada si penipu dimana sebuah perilaku disebut fraud jika memenuhi tiga unsur: (1) Tindakan yang disengaja, (2) Kecurangan atau penipuan, dan (3) Keuntungan pribadi, kelompok atau kerugian di pihak lain (Ristianingsih, 2017).Â
Fraud dalam hal ini sobis dapat dideteksi menggunakan Fraud Diamond Theory yang menyebutkan bahwa seseorang dapat melakukan tindakan fraud karena dipengaruhi oleh empat faktor yaitu tekanan (pressure), peluang (opportunity), kemampuan (capability), dan rasionalisasi (rationalization).
Hal inilah yang coba di teliti oleh Sebuah tim peneliti dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin yang diketuai oleh Sri Ulfa dengan 4 anggotanya yakni Sarniati, Ninda, Besse Hastuti dan Hema Maline Patigai, lewat sebuah program kreativitas mahasiswa telah melakukan kajian mendalam terkait fenomena sobis yang dijadikan sebagai sebuah pekerjaan oleh Gen Z Sidrap.
Dimana berdasarkan analisis Fraud Diamond Theory dengan menggunakan pendekatan Systemic Functional Linguistics terhadap makna interpersonal apraisal khususnya pada aspek attitude, penelitian ini mengemukakan fenomena sobis sebagai pekerjaan/mata pencaharian pemuda Sidrap atau mereka yang disebut generasi Z (Gen Z).Â
Hasil analisis data menunjukkan empat faktor dalam Fraud Diamond Theory yaitu tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi (rationalization), dan kemampuan (capability) mempengaruhi Gen Z Sidrap melakukan penipuan online atau sobis sebagai pekerjaan mereka. Hasil analisis juga menunjukkan informan menggunakan 99 ekspresi attitude baik positif maupun negatif ketika menjawab pertanyaan wawancara yang berkaitan dengan empat faktor dalam Fraud Diamond Theory.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat faktor dalam Fraud Diamond Theory, penyebab Gen Z Sidrap melakukan sobis sebagai pekerjaan dominan dipengaruhi oleh faktor kesempatan dengan 39 ekspresi yang diungkapkan oleh informan dengan mayoritas adalah ekspresi penilaian (appreciation) yang cenderung positif.Â
Faktor kesempatan timbul karena adanya penilaian positif terhadap lingkungan di Kabupaten Sidrap terutama perilaku masyarakat Sidrap yang membenarkan dan menganggaap biasa aktivitas sobis.Â
Penelitian juga menunjukkan bahwa Gen Z Sidrap cenderung melakukan penghakiman (judgment) positif terhadap kemampuan atau keterampilan yang mereka miliki dalam hal penguasaan bahasa dan logat, penggunaan gadget dan media sosial, serta keterampilan lainya seperti melakukan editing, hal ini meningkatkan kepercayaan diri Gen Z Sidrap dalam melakukan sobis.Â
Adapun faktor tekanan didominasi oleh ekspresi perasaan (affect) yang negatif, salah satu penyebabnya adalah tekanan yang timbul dari keinginan Gen Z Sidrap untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup mereka yang tinggi.