Mohon tunggu...
Helwiyah ewi
Helwiyah ewi Mohon Tunggu... Guru - Lakukan Yang terbaik

Blogger. ,writer, teacher

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Bulir Padi

4 Juli 2022   11:30 Diperbarui: 4 Juli 2022   11:36 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa tak mengenal benda ini?

Dia nampak polos menunggu takdirnya. proses panjang untuk menjelma menjadi dirinya  Dia menyatu dengan berbagai benda yang menyertai proses pembentukannya.

Anak anak perkotaan jaman sekarang perlu diperkenalkan bentuk benda ini.  Dia memiliki bentuk kecil bulat panjang seukuran sekitar 1 cm. Di dalamnya berisi beras yang masih bersembunyi malu malu menanti dibukanya kulit Ari yang disebut sekam .

Benda ini pun bisa menjadi cikal bakal tanaman selanjutnya penghasil benda ini lagi .Dia disebut padi atau gabah. Si calon beras yang jika dicuci dan dimasak bisa menjadi nasi atau lontong.

Gabah atau padi ini hasil dari pemotongan dan pemisahan dari batang tanamannya.  Dia harus dijemur dahulu agar benar benar kering , memisahkannya dari sampah daun padi kering dan gabah kosong sebelum digiling menjadi beras.  

Pekerjaan ini membutuhkan kesabaran, kerja keras dan berpeluh basah. bagaimana tidak?

Saat  liburan hari ini, saya sempatkan untuk bergabung dengan si Mbah. Ikut menjemur padi  20 karung di halaman depan rumah, meratakannya di atas terpal sepanjang 30 meter . Harus dibolak balik agar kering merata.ininmenutuhkan waktu 3 hri jika panas, bisa hingga seminggu jika cuaca mendung .

 Dari 20.karung , 5. Karungnya bisa jadi hanya gabah kosong /sekam dan sisa daun padi kering, 5 karung kulit gabah dan 10 karung barulah beras yang siap dijual.

Gabah atau padi ini, dapat ditanam kembali untuk jadi tanaman padi   gabah yang  sudah benar benar kering , kemudian direndam dalam air bening dalam wadah terbuka selama 3 hari. Diangkat tiriskan, lalu masukkan ke dalam wadah plastik tertutup selama 3 hari.

Setelah 3 hari wadah plastik dibuka, mulai tampak tunas kecil,  lalu disebar di atas tanah persawahan /tanah lembab. tunggu  hingga 20 hari hingga tunas berdaun sejengkal. 

Jika kita melihat di area pinggir persawahan nampak seonggok rerumputan hijau segar tunas tanaman padi, itulah hasil dari persemaian tadi . Kemudian dia akan berlanjut untuk ditanam mundur ( tandur) di area persawahan yang tergenang air.

Satu batang tunas tanaman  diberi jarak 20 hingga 25  cm antar tanaman agar ada sela untuk pengaturan tanah, pupuk dan menghindari tanaman berdesakan.

seminggu kemudian , barulah  tanah sekitar tanaman  padi muda  di beri pupuk dan di bolak balik agar  pupuk merata dan meresap ke akar tanaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun