Saat suasana agal sepi, saya minta tolong seorang Bapak untuk memotret saya bersamanya.Â
Saya mendekat dan meminta izin untuk berfoto bersama.Â
"Bolehkah muridmu ini berfoto denganmu Ibu Guru."
Perempuan yang terlihat segar itu sedikit terkejut menatapku. Perlahan aku membuka masker yang menutup wajahku. Mulutnya terbuka kemudian membentuk senyum lebar.
Seperti dikomando kami berpelukan dan cipika cipiki khas orang yang telah lama tidak bertemu.Â
"Masih kenal sama Ibu, ya?"tanyanya.
"Sebebarnya hampir pangling, Bu. Untung tahi lalatnya masih ada. Saya jadi yakin setelah melihatnya."
Kami tersenyum. Beliau mengenalkan saya kepada yang ada disekitarnya, para Calon Guru Penggerak angkatan 6, Â bahwa saya adalah siswanya di waktu Sekolah Dasar.Â
Ada begitu banyak yang ingin saya ungkapkan termasuk rasa terima kasih atas pengaruh positif yang  Beliau berikan dalam kehidupan saya di masa lalu. Ingin meminta maaf atas tindakan di masa lalu yang mungkin tidak menyenangkan atau merepotkan.Â
Yang paling ingin saya lakukan adalah sharing tentang pengalaman sekaligus kiat-kiat untuk menjadi Guru seperti yang sudah dilaluinya. Beliau pasti bangga melihat anak didiknya menjadi penerus untuk mencerdaskan anak bangsa.Â
Sayangnya, waktu dan tempat tidak memungkinkan. Posisinya saat itu merupakan Fasilitator Calon Guru Penggerak yang sedang bertugas dalam kegiatan Panen Hasil CGP Angkatan 6.Â