Mohon tunggu...
Helmy Nawan
Helmy Nawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

saya pengamat yang hanya bisa mengamati..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Malam itu Saya Berasa di "San Siro" Dengan Rp 30.000

16 April 2013   16:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:06 6948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu saya sudah bersiap siap untuk pergi menonton sepak bola Indonesia yang sudah lama sekali saya tidak berangkat ke stadion. Pesan singkat teman saya yang sering nonton untuk membawa masker, Saya pikir kenapa harus bawa masker?  tapi tetep bawa aja lah ngikut aja kata temen. Sesampainya di stadion saya terheran karena dalam hati saya ini divisi utama kan? LPIS? ko seramai ini liga yang sekarang sangat sulit kita cari beritanya di media nasional. Sampai di depan loket saya kembali kaget harga tiket yang begitu mahal menurut saya karena ini kompetisi kasta kedua (harga tiket 50 rb VIP, 30 rb Kelas 2 tribun tertutup, 20 rb tribun terbuka). Dan yang membuat saya kagum mereka semua beli di loket bukan di calo "No Ticket No Game" katanya? waow sebuah gebrakan baru kesadaran penonton yang luar biasa menurut saya ditengah tengah jaman sekarang suporter yang katanya maniak mati matian dukung tim nya sampai tawuran terkadang mereka ga beli tiket loh... Sampai dalam stadion oh my God tribun penuh sesak sampai saya duduk di tangga jalan tribun merah stadion itu. ya benar saya memang berada di stadion Maguwoharjo International Stadion malam itu untuk melihat tim yang saya dukung PSS Sleman menghadapi tamunya dari Purbalingga yang terakhir saya kesana masi belum ada atapnya dan sekarang malah ada lampu dan papan skor digitalnya. Yang membuat saya heran berikutnya di sisi tribun selatan atau kuning penuh sesak manusia yang rata rata pake baju item item. Saya pun bertanya kepada teman saya siapa mereka mas? Teman saya menjawab dengan senyum Brigata Curva Sud supporter ultras nya PSS. Dalam hati saya? eh sekarang PSS punya SLEMANIA dan BCS ini dong. Lalu saya bertanya lagi sama teman saya "mas itu item item anak Hardcore atau Metal yah? hehe... Tapi damai kan? (karena memang hardcore dan metal emang baru booming di jogja) teman saya menjawab ya mereka rata rata suka musik cadas dan cinta damai ko malah ga koalisi koalisian juga independent, kamu nanti pasti susah mindah pandangan dari tribun selatan. heh? saya semakin penasaran sama supporter yang satu ini . Dan memang unik saya dengarkan chants mereka italy banget dan ga pernah denger di Indonesia di sisi Slemania juga semangat banget nyanyinya dan saya mulai merasa seperti dulu lagi yang setia nonton Super Elja (julukan PSS Sleman). Dan akirnya bendera fair play pun masuk ke lapangan tanda dimulainya pertandingan perdana malam itu.  Dan saya pun terkejut ratusan red flare membakar stadion MIS malam itu dalam hati kecil saya berkata "what the? ini di Indonesia? buset gokil gawat ini indah banget mirip di sansiro beneran.." Decak kagum dan senyum lebar tidak bisa saya bendung lagi keren banget soalnya. Dan akhirnya pertandingan ditunda hampir 15 menit karena memang asapnya menutupi semua lapangan dan jarak pandang mungkin cuma 5 cm. Setelah asap mereda  genderang perang dimulai, PSS yang dibilang bertabur bintang nampaknya kesulitan membongkar pertahanan berlapis yang menumpuk dibelakang PERSEBANGA segala bentuk variasi serangan berusaha dilancarkan oleh Elang Jawa namun pertahanan sang lawan tak goyah. Menit akhir babak pertama pertahanan PERSEBANGA goyah tendangan jarak jauh Anang Hadi mengoyak gawang tim tamu tersebut 1 - 0 untuk PSS  dan kala itu saya berteriak gol dengan lantang. Jeda babak kedua pandangan saya tak lepas dari tribun selatan dan utara dalam hati saya apa yang akan mereka lakukan? kenapa membagi kertas berwarna warni? ketika kick off babak kedua dibunyikan serentak tribun utara yang di tempati Slemania membuat koreo yang sangat bagus bendera merah putih dengan gambar supporter ditengahnya membawa syal hemm inilah dulu supporter terbaik di Indonesia. Selang beberapa detik giliran tribun selatan yang bergelora waaaaooww.. ini luar biasa BCS menampilkan koreo yang membuat saya merinding untuk melihatnya. Saya rasa bukan cuma saya se isi stadion pasti merasakan hal yang sama dan seketika PSS yang mendapat tendangan bebas bisa mencuri goal mungkin karena pemain lawan merinding juga yah melihat koreo luar biasa dari BCS.

Salut dan bangga itu yang saya rasakan malam itu melihat langsung atmosfer gila nya kedua supporter Sleman ini. Saya rasa tiket 30 rb tadi jadi sangat murah karena apa yang di pertontonkan di panggung lapangan hijau dengan panggung tribun begitu luar biasa. Sampai akhirnya peluit akhir pertandingan PSS menang 2 - 0 atas tamunya. Luar biasa yang hanya terlukis dalam benak saya tim kecil yang jarang nongol di TV bisa sehebat ini, euforianya masih sangat terasa sampai saat ini mungkin orang yang melihat pertandingan itu mempunyai rasa yang sama seperti saya, hentakan kata "Super Elja" masi sangat kental di pikiran saya
Sleman beruntung mempunyai supporter seperti Slemania & BCS Yogyakarta beruntung mempunyai tim yang profesional dan mandiri Indonesia beruntung mempunyai ini semua Forza Sleman Ale Ale

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun