[caption id="attachment_322774" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]
No Ticket No Game adalah gerakan positif untuk menghargai sebuah tim sepak bola dengan tangan kita sendiri untuk membeli ticket. Gerakan ini adalah bentuk penyelamatan untuk tim tim yang mulai bertumbangan karena APBD tak lagi mengucur ke kas Club peserta liga. No Ticket No Game tak bisa dipungkiri lahir di sleman tepatnya dari pendukung PSS Sleman. Kala itu PSS sedang mengalami krisis financial yang tentu membuat PSS Sleman kembang kempis dalam mengarungi kompetisi. Pendukung Sleman atau yang sering kita sebut dengan Sleman Fans membuat gerakan membantu keuangan club dengan secarik ticket dan di beri nama "No Ticket No Game".
[caption id="attachment_312157" align="aligncenter" width="300" caption="bcspss.com"]
Sering kita jumpai sebuah pertandingan terlihat penuh sesak manusia di stadion namun miris ketika pemasukan hanya 30% dari jumlah penonton yang ada. Ya budaya "gratisan" adalah salah satu faktor terbunuhnya tim tim liga Indonesia dalam kondisi saat ini. Â Sleman Fans bukan tidak mudah menyadarkan bahwa membeli ticket itu penting, perjuangan mereka mengedukasi masyarakatnya perlu diapresiasi. Dari yang bangga bisa masuk gratisan kini di Sleman punya budaya baru malu menyaksikan pertandingan pemain sudah bekerja keras namun masuk tanpa ticket. "Malu" itulah yang mereka tekankan dalam menerapkan No Ticket No Game bahkan membeli ticket adalah sebuah kebangaan tersendiri bagi mereka saat ini. Kampanye mereka diapresiasi kedalam jersey pemain musim lalu yang menempel sebagai sponsor utama PSS Sleman. Satu satunya club di Indonesia pertama dengan sponsor sebuah ticket dari penontonya.
[caption id="attachment_312152" align="aligncenter" width="300" caption="bola.com"]
[caption id="attachment_312153" align="aligncenter" width="300" caption="bola.com"]
[caption id="attachment_312154" align="aligncenter" width="300" caption="bola.com"]
PSS rata rata meraup 400 - 500 juta disetiap pertandingan home mereka. Tak hayal jika mereka mampu mengontrak pemain sekaliber juan revi yang kini di gaji arema malang yang mempunyai sponsor banyak. Ini bukti bahwa No Ticket No Game adalah salah satu solusi keuangan club yang nyata. Namun miris melihat kampanye yang baik ini ternoda di Semarang ketika ticket mereka memampang jelas kata No Ticket No Game dengan gambar seorang caleg. Bukti nyata sepak bola Indonesia rusak hanya karena politik. No Ticket No Game sejatinya memerangi politik sepak bola dengan bertahan tanpa APBD yang syarat dengan politik kini pun ditunggangi politik. Semoga apa yang di contoh dari Sleman bukan hanya No Ticket No Game saja namun juga "No Politika" gerakan menendang politik/kampanye masuk ke ranah sepak bola. Yang bisa merubah dan menyelamatkan sepak bola Indonesia ya hanya kita sendiri, ditangan kita sendiri.
[caption id="attachment_312156" align="aligncenter" width="300" caption="doc.pribadi koleksi tiket"]
[caption id="attachment_322773" align="aligncenter" width="300" caption="pssnews.com"]
Maju terus sepak bola Indonesia!