Mohon tunggu...
Helmy Nawan
Helmy Nawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

saya pengamat yang hanya bisa mengamati..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Makna Asli "No Ticket No Game"

15 Februari 2014   21:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_322774" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

No Ticket No Game adalah gerakan positif untuk menghargai sebuah tim sepak bola dengan tangan kita sendiri untuk membeli ticket. Gerakan ini adalah bentuk penyelamatan untuk tim tim yang mulai bertumbangan karena APBD tak lagi mengucur ke kas Club peserta liga. No Ticket No Game tak bisa dipungkiri lahir di sleman tepatnya dari pendukung PSS Sleman. Kala itu PSS sedang mengalami krisis financial yang tentu membuat PSS Sleman kembang kempis dalam mengarungi kompetisi. Pendukung Sleman atau yang sering kita sebut dengan Sleman Fans membuat gerakan membantu keuangan club dengan secarik ticket dan di beri nama "No Ticket No Game".

[caption id="attachment_312157" align="aligncenter" width="300" caption="bcspss.com"]

1392449902547106328
1392449902547106328
[/caption]

Sering kita jumpai sebuah pertandingan terlihat penuh sesak manusia di stadion namun miris ketika pemasukan hanya 30% dari jumlah penonton yang ada. Ya budaya "gratisan" adalah salah satu faktor terbunuhnya tim tim liga Indonesia dalam kondisi saat ini.  Sleman Fans bukan tidak mudah menyadarkan bahwa membeli ticket itu penting, perjuangan mereka mengedukasi masyarakatnya perlu diapresiasi. Dari yang bangga bisa masuk gratisan kini di Sleman punya budaya baru malu menyaksikan pertandingan pemain sudah bekerja keras namun masuk tanpa ticket. "Malu" itulah yang mereka tekankan dalam menerapkan No Ticket No Game bahkan membeli ticket adalah sebuah kebangaan tersendiri bagi mereka saat ini. Kampanye mereka diapresiasi kedalam jersey pemain musim lalu yang menempel sebagai sponsor utama PSS Sleman. Satu satunya club di Indonesia pertama dengan sponsor sebuah ticket dari penontonya.

[caption id="attachment_312152" align="aligncenter" width="300" caption="bola.com"]

13924494841880989857
13924494841880989857
[/caption]

[caption id="attachment_312153" align="aligncenter" width="300" caption="bola.com"]

1392449510618086601
1392449510618086601
[/caption]

[caption id="attachment_312154" align="aligncenter" width="300" caption="bola.com"]

13924495411931566504
13924495411931566504
[/caption]

PSS rata rata meraup 400 - 500 juta disetiap pertandingan home mereka. Tak hayal jika mereka mampu mengontrak pemain sekaliber juan revi yang kini di gaji arema malang yang mempunyai sponsor banyak. Ini bukti bahwa No Ticket No Game adalah salah satu solusi keuangan club yang nyata. Namun miris melihat kampanye yang baik ini ternoda di Semarang ketika ticket mereka memampang jelas kata No Ticket No Game dengan gambar seorang caleg. Bukti nyata sepak bola Indonesia rusak hanya karena politik. No Ticket No Game sejatinya memerangi politik sepak bola dengan bertahan tanpa APBD yang syarat dengan politik kini pun ditunggangi politik. Semoga apa yang di contoh dari Sleman bukan hanya No Ticket No Game saja namun juga "No Politika" gerakan menendang politik/kampanye masuk ke ranah sepak bola. Yang bisa merubah dan menyelamatkan sepak bola Indonesia ya hanya kita sendiri, ditangan kita sendiri.

[caption id="attachment_312156" align="aligncenter" width="300" caption="doc.pribadi koleksi tiket"]

1392449619218740013
1392449619218740013
[/caption]

[caption id="attachment_322773" align="aligncenter" width="300" caption="pssnews.com"]

139245951613857445
139245951613857445
[/caption]

Maju terus sepak bola Indonesia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun