Mohon tunggu...
HELMOD ZAKARIA 111211215
HELMOD ZAKARIA 111211215 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Helmod Zakaria NIM 111211215 Mata Kuliah Leadership Universitas Dian Nusantara Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.Ak

Helmod Zakaria NIM 111211215 Mata Kuliah Leadership Universitas Dian Nusantara Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Kepemimpinan Machiavelli

2 Desember 2024   14:09 Diperbarui: 2 Desember 2024   14:13 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa?

  1. Politik sebagai seni bertahan hidup: Dalam dunia yang penuh konflik, aturan moral sering tidak relevan. Pemimpin harus fokus pada realitas, bukan idealisme.
  2. Ketaatan melalui rasa takut: Ketakutan lebih andal daripada cinta karena manusia cenderung meninggalkan pemimpin yang mereka cintai saat keadaan buruk, tetapi mereka tetap tunduk kepada pemimpin yang mereka takuti.
  3. Ambisi adalah sifat dasar manusia: Untuk mempertahankan dan memperluas kekuasaan, pemimpin harus mengenali dan memanfaatkan ambisi manusia, baik sebagai ancaman maupun peluang.

Bagaimana?

  1. Mengabaikan moralitas ketika perlu: Pemimpin harus bersikap pragmatis, membuat keputusan berdasarkan apa yang paling menguntungkan negara atau kekuasaan, bahkan jika itu tidak bermoral.
  2. Menanamkan rasa takut dengan batasan: Pemimpin harus tegas tetapi tidak sampai dibenci, karena kebencian dapat memicu pemberontakan. Contohnya adalah memberi hukuman secara adil dan terukur.
  3. Memanfaatkan ambisi: Pemimpin harus menggunakan ambisi manusia untuk keuntungan mereka, misalnya dengan memberi penghargaan kepada yang setia dan menghancurkan musuh sebelum mereka menjadi ancaman.

Dokpri Prof.Apollo
Dokpri Prof.Apollo

"Before All Else, Be Armed" -- Niccol Machiavelli

Apa?
Ungkapan ini tidak hanya berbicara tentang persenjataan fisik (militer) tetapi juga simbolik, yaitu kesiapan dan kemampuan seorang pemimpin untuk menghadapi tantangan. Dalam konteks Machiavelli:

  1. Persenjataan militer: Negara yang kuat memerlukan angkatan bersenjata yang tangguh untuk melindungi kedaulatan.
  2. Persenjataan intelektual dan strategis: Pemimpin harus "dipersenjatai" dengan kebijaksanaan, keterampilan diplomasi, dan pemahaman mendalam tentang realitas politik.
  3. Kesiapan moralitas pragmatis: Pemimpin harus siap bertindak melampaui batasan moral jika situasi mengharuskannya untuk melindungi kekuasaan dan stabilitas.

Mengapa?

  1. Survival of the fittest: Dalam dunia politik yang penuh konflik, hanya pemimpin yang dipersiapkan dengan baik yang dapat bertahan dan menang.
  2. Kekuatan sebagai dasar kekuasaan: Machiavelli percaya bahwa kekuatan (baik militer maupun keahlian strategis) adalah fondasi utama stabilitas negara. Pemimpin yang tidak bersenjata akan mudah ditundukkan.
  3. Menghadapi realitas politik: Dunia politik penuh ancaman dari dalam dan luar. Kesiapan dalam berbagai aspek memungkinkan pemimpin mengatasi ancaman ini dengan efektif.

Bagaimana?

  1. Memperkuat militer: Pastikan negara memiliki kekuatan pertahanan yang solid dan dapat diandalkan, terutama dengan pasukan lokal, bukan tentara bayaran.
  2. Meningkatkan kemampuan strategis: Pemimpin harus belajar seni politik, diplomasi, dan memahami sifat manusia untuk memanipulasi situasi sesuai kepentingannya.
  3. Berani mengambil tindakan tegas: Persenjatai diri dengan keberanian moral untuk mengambil langkah yang mungkin tidak populer, tetapi penting demi stabilitas negara.
  4. Bersikap proaktif: Jangan menunggu krisis terjadi; seorang pemimpin Machiavellian selalu mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.

Dokpri Prof.Apollo
Dokpri Prof.Apollo

If you wish to please me, and to bring success and honour to yourself, do right and study, because others will help you if you help yourself" -- Niccol Machiavelli

Apa?
Ungkapan ini menekankan self-reliance (ketergantungan pada diri sendiri) dan upaya untuk terus belajar dan bertindak benar sebagai jalan menuju kesuksesan dan kehormatan. Intinya:

  1. Lakukan yang benar: Bertindak dengan integritas dan tujuan yang jelas untuk membangun reputasi yang baik.
  2. Belajar dan kembangkan diri: Pendidikan dan pengetahuan adalah senjata untuk memahami dan menguasai dunia.
  3. Bantu dirimu sendiri: Orang lain akan mendukungmu jika kamu menunjukkan usaha nyata dan keteguhan dalam memperbaiki dirimu.

Mengapa?

  1. Kemandirian adalah fondasi kesuksesan: Menurut Machiavelli, seseorang tidak dapat sepenuhnya mengandalkan keberuntungan atau orang lain. Nasib ditentukan oleh kemampuan dan usaha pribadi.
  2. Reputasi dibangun melalui tindakan: Orang akan menghargai dan membantu seseorang yang menunjukkan komitmen terhadap tujuan dan kemampuan untuk bekerja keras.
  3. Pembelajaran adalah kekuatan: Dalam dunia yang penuh persaingan, pengetahuan memungkinkan seseorang memahami situasi, membuat keputusan yang lebih baik, dan mendapatkan keunggulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun