Diskusi malam hari senin tanggal 23 mei 2022 yang dipandu oleh salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yakni Helmi Ikhsan Fathkhurrahman dan mahasiswa Universitas Airlangga yang bernama Thoriq Haidar sangat lama dan seru dengan pembawaan tema "Self Improvement Era 4.0 : Build Your Personal Brand!" di unggahan instagram @hlmikhsan_ dan @thoriq_haidar.Â
Dengan diawal dari perspektif dari saudara Helmi yang mengartikan bahwa personal branding itu adalah cara dan proses kita memperkenalkan diri kita kepada orang lain. Sederhananya, apa yang kita tampilkan, seperti itulah kita ingin bagaimana orang lain menilai kita.Â
Entah itu ingin dikenal sebagai orang yang mudah bergaul, introvert, aktivis, professional, berkarisma ataupun sederhana. Dan sebagai mahasiswa, disadari atau tidak, tentu saja kita sebenarnya telah melakukan personal branding.
Apakah kalian mau mempelajari hasil diskusi? simak klik disini untuk melihat video hasil diskusi
      Alasan karena saat kawan - kawan membangun personal branding, maka kawan -- kawan  meningkatkan kepercayaan orang lain terhadap temen temen. Selain itu, personal branding juga dapat meningkatkan kredibilitas, membangun kepercayaan diri, dan membuat orang lain mengenal kawan - kawan, bahkan tanpa kawan - kawan harus mengenalkan diri terlebih dahulu. Ungkap Helmi dalam diskusi tersebut.
Dari perspektif Thoriq yang beda dengan saudara Helmi yaitu Personal Branding merupakan sebuah proses dalam membentuk, menarik, dan memelihara persepsi masyarakat yang berkaitan dengan aspek -- aspek yang dimiliki seseorang,
 seperti keahlian, prestasi, kepribadian, atau nilai -- nilai yang dibangun secara sengaja atau tidak sengaja dengan tujuan menampilkan citra positif sehingga dapat berlanjut kepada kepercayaan dan loyalitas yang dapat digunakan sebagai alat pemasaran.
Ada beberapa hal yang harus diketahui ketika melakukan personal branding yaitu :
Who are you (siapa kamu)
What have you done (apa yang telah kamu lakukan)
What will you do (apa yang ingin kamu lakukan)
Lalu, ada karakteristik personal branding yaitu dengan memiliki ciri khas, relevan, dan konsisten. Pada era disrupsi seperti saat ini, kebutuhan akan kemampuan soft skill yang tinggi sangat menentukan daya saing sumber daya manusia yang disiapkan oleh perguruan tinggi.Â
Kemampuan berkomunikasi, bernegosiasi, berkolaborasi lintas disiplin, berpikir kreatif dan kritis, kemampuan menjalin jaringan, sifat kepemimpinan, kemampuan kewirausahaan, dan inovasi merupakan soft skill yang sangat diperlukan. Ungkap Helmi dalam sharing session tersebut.
      Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harvard University, Carnegie Foundation dan Stanford Research Center, Amerika Serikat mengatakan bahwa "soft skill bertanggung jawab sebesar 85% bagi kesuksesan karir seseorang, sementara hanya 15% disematkan kepada hard skill. Hal ini dikuatkan juga oleh kajian yang dilakukan Depdiknas RI pada tahun 2009, yang menyatakan bahwa "kesuksesan seseorang dalam pendidikan, 85% ditentukan oleh Soft Skills.
      Bahkan buku Lessons From The Top yang ditulis oleh Thomas J. Neff dan James M. Citrin, mengatakan bahwa kunci sukses seseorang ditentukan oleh 90% soft skills dan hanya 10% saja yang ditentukan oleh hard skills. Soft skill sendiri memiliki arti perilaku personal dan interpersonal yang mengembangkan dan memaksimalkan kinerja seseorang terkait kepercayaan diri, fleksibilitas, kejujuran, dan integritas diri.
Yang tidak kalah penting yaitu statement terakhir dari saudara Thoriq "mari bersama konsisten untuk meningkatkan keahlian yang ada pada diri kita. Semangat!".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H