Mohon tunggu...
Helmi Fuadi
Helmi Fuadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Helmi Fuadi

Helmi Fuadi asal Purworejo, Jawa Tengah. Karya tulis bebas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Melangkah Maju Bersama Perubahan Iklim: Tantangan dan Peluang untuk Sektor Pertanian dan Peternakan di Indonesia

14 Januari 2024   22:17 Diperbarui: 14 Januari 2024   22:25 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, dengan keberagaman geografisnya, telah menjadi saksi pertumbuhan sektor pertanian dan peternakan yang beragam. Namun, langkah maju ini kini dihadapkan pada tantangan besar akibat perubahan iklim global. Proyeksi yang memperlihatkan peningkatan suhu ekstrem, intensitas panas, dan perubahan curah hujan memberikan kita gambaran betapa kompleksnya ancaman ini terhadap keberlanjutan sektor pertanian dan peternakan.

Peningkatan suhu ekstrem di wilayah-wilayah seperti Sumatra Bagian Utara menggiring tanaman dan hewan ke dalam situasi stres panas yang dapat membahayakan hasil pertanian dan kesejahteraan hewan. Ancaman kebakaran hutan diwarnai oleh kondisi suhu yang tinggi, terutama di wilayah pesisir yang lebih rentan terhadap stres panas. Selain itu, peningkatan kekeringan di Indonesia menggugah kebutuhan akan manajemen air yang lebih efektif untuk menjaga ketersediaan air bagi tanaman dan mengurangi tekanan pada sumber daya air.

Peta perubahan kelembaban tanah dengan pemanasan global 2C berdasarkan IPCC menyoroti risiko serius terhadap pertanian dan ekosistem. Kekeringan yang meningkat dapat merugikan produktivitas tanaman dan keanekaragaman hayati, memunculkan tantangan baru bagi petani dan pemerintah. Ancaman ini membutuhkan solusi inovatif untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan ketahanan pangan.

Peningkatan konsentrasi CO2, meskipun bermanfaat untuk laju fotosintesis, memunculkan kekhawatiran terkait kualitas nutrisi tanaman. Fenomena iklim ekstrem, seperti hujan es, badai debu, dan badai es, meskipun memiliki proyeksi perubahan regional yang belum pasti, menambahkan kompleksitas dalam upaya adaptasi sektor pertanian dan peternakan.

Ancaman serius terhadap sektor pertanian dan peternakan memerlukan respons yang cepat dan efektif. Dalam tantangan, terdapat peluang untuk merancang dan menerapkan praktik pertanian berkelanjutan, mengintegrasikan teknologi canggih untuk manajemen sumber daya air, serta menggali potensi pertanian berbasis iklim yang dapat mendukung ketahanan pangan nasional.

Indonesia, dengan keragaman alamnya, menghadapi ujian yang signifikan akibat perubahan iklim. Namun, dengan inovasi, kolaborasi, dan komitmen untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian dan peternakan, kita dapat mengubah tantangan ini menjadi peluang. Sektor ini bukan hanya fondasi ekonomi, tetapi juga penjaga keanekaragaman hayati dan kesejahteraan masyarakat. Melalui langkah proaktif dan adaptif, Indonesia dapat melangkah maju bersama perubahan iklim, membangun masa depan yang berkelanjutan dan tangguh untuk semua.

Aritkel ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Analisis Perubahan Iklim

Nama: Helmi Fuadi, Irgi Asy Syifa Rohmah

Dosen: Desak Putu Okta Veanti, M.Sc

Kelas: Klimatologi 5A

Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun