Pembelajaran pada anak usia dini merupakan proses interaksi antara anak, orang tua, atau orang dewasa lainnya dalam suatu lingkungan untuk mencapai tugas perkembangan anak (Hartati, 2007:42). Pembelajaran pada anak usia dini harus dirancang menjadi pembelajaran yang menyenangkan agar anak dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.Â
Salah satu kemampuan yang penting bagi anak yang perlu dikembangkan adalah kemampuan matematika. Matematika merupakan ilmu yang mempelajari sifat serta pola angka-angka. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengenalkan anak dengan matematika terutama dalam hal berhitungnya, misalnya ajak anak menghitung jumlah hewan atau pakaian.Â
Ajari juga tentang perkalian, pengurangan, pembagian, dan lain sebagainya. Lakukan ketika anak sedang bermain. Intinya, berikan pandangan tentang matematika pada anak sedini mungkin. Sebab matematika erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari (Sovia, 2015:90).
Berhitung merupakan bagian dari metematika dan dasar dari pengembangan kemampuan matematika. Berhitung adalah kemampuan yang dimiliki anak dalam mengurutkan bilangan atau membilang dan mengenai jumlah untuk mengembangkan keterampilan yang sangat diperlukan sehari-hari. Keterampilan berhitung yang dimiliki anak usia dini berada pada tahap berhitung permulaan.Â
Susanto (2011:99) berpendapat bahwa pada masa ini anak berada pada tahap berhitung permulaan yaitu anak berhitung dengan benda-benda dari lingkungan permulaan, yaitu anak berhitung dengan benda-benda dari lingkungan yang terdekatnya dan situasi permainan yang menyenangkan, tujuannya anak mampu bekerja dengan bilangan.Â
Pada usia enam tahun, anak mulai berkembang konsep bilangan sampai pada peningkatan ke tahap pengertian mengenai jumlah, konsep jumlah berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan, semakin tinggi kemampuan anak, maka semakin mudah untuk memecahkan masalah yang lebih rumit.Â
Mengingat begitu pentingnya kemampuan berhitung, maka kemampuan berhitung ini perlu diajarkan sejak dini, dengan berbagai media dan metode yang tepat dan menyenangkan.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran terutama dalam berhitung yaitu metode demonstrasi. Metode demonstrasi dapat dilakukan dengan cara mempertunjukkan atau memperagakan suatu cara atau suatu keterampilan pada anak (Al-Tabany, 2011:96).Â
Ada banyak kegiatan yang dapat digunakan dalam menerapkan metode demonstrasi, salah satunya yaitu kegiatan cooking class. Cooking class merupakan kegiatan memasak yang diharapkan dapat menarik minat anak ke arah pembelajaran yang menyenangkan.
Memasak adalah salah satu cara untuk belajar matematika, karena cooking class dapat meningkatkan kemampuan berhitung atau matematika anak. Kegiatan cooking class yang dilaksanakan sejak dini sangat bermanfaat bagi anak untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri anak tersebut (Juniyanasari dkk., 2015).Â
Saat memasak, tanpa terasa anak belajar berhitung, misalnya menakar resep makanan seperti tiga buah pisang, empat butir telur, satu sendok mentega, dan lain sebagainya.Â
 Kegiatan cooking class untuk anak usia dini merupakan kegiatan memasak yang selain dapat mengembangkan motorik halus, juga dapat mengembangkan kognitif anak terutama dalam hal matematika khususnya dalam keterampilan berhitungnya.Â
Selain itu, kegiatan cooking class merupakan pembelajaran yang menyenangkan dalam mengenalkan matematika sejak usia dini karena matematika erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Karakteristik kegiatan cooking class harus disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini sehingga kegiatan cooking class dapat menciptakan daya tarik sendiri bagi anak usia dini dan menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.Â
Kegiatan cooking class juga memiliki banyak manfaat bagi anak. Mereka bisa mempelajari jenis makanan yang berbeda dan bisa membandingkan makanan, mengenali persamaan dan perbedaan. Melalui kegiatan cooking class juga dapat melatih keterampilan dasar anak seperti berhitung dan pengenalan warna. Hal ini dapat diajarkan dengan mudah melalui cooking class.Â
Memasak adalah cara terampuh untuk belajar matematika. Saat memasak tanpa terasa ia harus mengukur takaran makanan, misalnya tiga butir telur, 2 buah pisang, dan lain sebagainya. Anak juga dapat menghitung jumlah sayuran yang akan dimasak juga mengenal berbagai warna pada sayuran. Contoh kegiatan cooking class yang dapat digunakan dalam pembelajaran anak TK yaitu membuat sate buah dan menghias roti tawar.
    Adapun langkah-langkah kegiatan cooking class untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak, yaitu sebagai berikut:
- guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang berupa kegiatan cooking class;
- guru menunjukkan dan menjelaskan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan cooking class, Â panci, sendok, piring, tusuk sate, potongan buah, roti tawar, buttercream dan coklat;
- guru melakukan tanya jawab kepada anak dengan meminta anak menghitung jumlah potongan buah yang digunakan dalam kegiatan cooking class;
- guru menawarkan pada beberapa anak untuk membilang 1-10 dengan menggunakan potongan buah yang digunakan dalam kegiatan cooking class;
- guru mendemonstrasikan kegiatan cooking class membuat sate buah dan menghias roti dengan menulis lambang bilangan di atas roti;
- anak mulai melaksanakan kegiatan cooking class, yaitu membuat sate buah dan menulis lambang bilangan di atas roti menggunakan buttercream;
- sebelum anak menulis lambang bilangan di atas roti, guru menyuruh anak untuk mengambil gulungan kertas dan didalamnya ada gambar beberapa roti. Gambar roti tersebut berjumlah 1-10. Ketika anak mengambil gulungan kertas tersebut dan membukanya, anak harus menulis lambang bilangan sesuai dengan jumlah gambar yang ada di dalam gulungan kertas yang diambil anak;
- guru memberikan apresiasi kepada anak yang mau maju ke depan kelas untuk mempraktekkan  kegiatan cooking class dengan jumlah bahan yang ditentukan guru.
Daftar Pustaka:
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prenada Media Group.
Hartati, Sofia. 2007. How To Be a Good Teacher and To Be a Good Mother. Jakarta: Enno Media.
Juniyanasari, dkk. 2015. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Melalui Cooking Class untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Pada Anak. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPAUD/article/view/5883.  [Diakses pada 01  Desember 2016].
Sovia, Emma. 2015. Buat Anak Anda Jago Eksakta. Yogyakarta: Diva Press.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H