Apa Pengertian Fusi Horison sebagai Konsep Kunci dalam Hermeneutika Hans-Georg Gadamer
Konsep horison dalam buku Truth and Method didasarkan pada pemikiran fenomenologis Edmund Husserl. Horison merupakan elemen kunci yang digunakan untuk menganalisis struktur pengalaman, yakni untuk menyelidiki esensi dari apa yang terjadi ketika seseorang mengalami sesuatu. Dalam konteks ini, horison berfungsi sebagai alat untuk menyelidiki pengalaman mengenai pengalaman itu sendiri.
Horison dapat dijelaskan sebagai kisaran pandangan yang dimiliki oleh individu ketika mereka memandang dunia objek dari sudut pandang tertentu. Sudut pandang ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti persepsi, kesan, pengalaman, dan keyakinan yang dimiliki individu. Horison mewakili cermin dari persepsi individu terhadap objek-objek sehari-hari yang berkembang selama proses pemahaman, membuka ruang di mana segala sesuatu dapat dilihat. Sebagai analogi, horison dapat diibaratkan sebagai jendela yang memberikan akses dan kesempatan untuk terhubung dengan dunia di luar diri kita. Seperti jendela yang menghubungkan pandangan kita dengan dunia luar, horison memberikan kerangka pandangan dan penilaian terhadap dunia.
Horison tidak hanya mencakup sudut pandang, tetapi juga mencakup situasi-situasi konkret yang memengaruhi bagaimana seseorang memandang, menilai, mempertimbangkan, dan memahami sesuatu. Jangkauan atau cakupan horison merentang di dalam pandangan kita, memungkinkan kita melihat realitas objek dari berbagai sudut atau dimensi. Setiap aktifitas memahami atau pemahaman yang dimiliki seseorang selalu berasal dari, dilatarbelakangi oleh, dan berada dalam suatu horison tertentu. Dengan kata lain, horison menjadi prasyarat esensial bagi setiap tindakan memahami yang kita lakukan. Karena proses memahami selalu melibatkan horison yang kita miliki, maka aktifitas memahami itu sendiri memiliki sifat perspektif dan dimensional.
Salah satu aspek yang menarik dari konsep horison adalah sifat dinamis dan terbuka yang dimilikinya. Berbeda dengan konsep statis dan tertutup, horison bersifat terbuka dan dinamis, memungkinkan adanya eksplorasi terhadap horison-horison yang berbeda. Eksplorasi ini membuka kemungkinan-kemungkinan baru bagi individu untuk memahami totalitas objek dari berbagai dimensi. Proses eksplorasi ini terjadi melalui perjumpaan dengan horison-horison lain, dan konsep fusi horison yang diperkenalkan oleh Gadamer menjadi relevan di sini.
Fusi horison dapat dipahami sebagai respon terhadap pandangan hermeneutika menurut Schleiermacher dan Dilthey. Hermeneutika Schleiermacher menekankan pada sifat fungsional dan mencari solusi untuk ketidakpahaman atau kesalahpahaman antara pembaca dan penulis. Interpretasi, menurut Schleiermacher, adalah proses memahami yang terjadi dalam hubungan antara pembaca dan pengarang. Di sisi lain, hermeneutika Dilthey menyoroti metodologi untuk mendekati realitas sosial dan sejarah, dengan fokus pada tindakan manusia sebagai ekspresi kehidupan batin-individual dan sosial.
Gadamer, dalam merespon pandangan tersebut, menyatakan bahwa interpretasi bersifat produktif sebagai hasil dari hubungan antara pembaca dan karya seni. Dia menekankan pada "dialog" antara pembaca dan teks, di mana teks diperlakukan sebagai entitas yang berbicara atau "engkau" yang menyatakan dirinya. Fusi horison, dalam konteks ini, dapat diartikan sebagai model saling memahami di mana horison pembaca dan horison teks bersatu dalam interaksi dinamis.
Penting untuk mencatat bahwa aktivitas memahami selalu terpapar dampak-dampak historis, sesuai dengan pandangan Gadamer. Setiap penafsir berada dalam konteks sejarah, dan horison pembaca terbentuk oleh sejarah pengaruh dan prasangka-prasangka. Fusi horison, dalam hal ini, terjadi dalam perjumpaan antara horison-horison masa lampau dan masa kini sebagai dampak-dampak historis yang membentuk seluruh aktivitas memahami.
Ketika seseorang terlibat dalam aktivitas memahami, fusi horison di dalam dirinya berkembang menjadi suatu bangunan pemahaman yang semakin luas. Ini terjadi melalui penilaian, evaluasi, dan kesadaran terhadap horison-horison yang berbeda. Setiap perjumpaan dengan horison yang berbeda menempatkan horison yang sudah ada untuk diuji, dievaluasi, dan disadari, membuka peluang untuk perluasan dan pengayaan pemahaman.
Dengan demikian, fusi horison dapat dilihat sebagai esensi dari keseluruhan proses aktivitas memahami secara eksistensial. Ini mencerminkan pertemuan yang melibatkan horison-horison masa lalu dan masa kini, saling memperkaya dan melengkapi satu sama lain. Melalui fusi horison, individu dapat membentuk pandangan yang lebih luas dan kompleks terhadap dunia, memberikan dimensi formatif yang signifikan bagi pembangunan horison pemahaman seseorang.
Dalam konteks ini, fusi horison juga memiliki dampak pada pembangunan karakter individu sebagai sosok manusia yang mampu berdialog dengan baik. Kemampuan untuk memahami melalui fusi horison memungkinkan seseorang untuk memiliki wawasan yang lebih dalam, kepekaan terhadap konteks sejarah, dan kemampuan untuk melihat situasi dari berbagai perspektif. Oleh karena itu, fusi horison bukan hanya sekadar konsep teoretis, tetapi juga memiliki implikasi praktis dalam membentuk kualitas manusia sebagai makhluk sosial.