Disaat raja-raja di Nusantara memberikan hadiah permata dan benda-benda berharga, KGPAA Mangkunegara VII justru memilih memberikan hadiah pertunjukan tari. Hadiah tersebut semakin istimewa lantaran putrinya Gusti Nurul yang akan menjadi penarinya.
Tarian yang akan dimainkan bernama tari Sari Tunggal. Tari ini berasal dari Keraton Yogyakarta dan Gusti Nurul mempelajarinya dari Pangeran Tedjo Koesoemo (kakak ibunya Gusti Nurul).
Rangkaian agenda pernikahan akan dilaksanakan pada Desember 1936 sampai Januari 1937. Karena mengingat perjalan yang menyita waktu dan jauh, Mangunegaran VII, Gusti Nurul, dan permaisuri GKR Timur berangkat pada bulan Agustus 1936.
Panitia pernikahan Putri Juliana pada awalnya keberatan dengan pertunjukan tari tersebut dengan alasan waktu persiapan yang singkat untuk acara yang rumit. Akan tetapi, setelah diyakinkan oleh Mangkunegara VII, pada akhirnya pertunjukan tari tersebut masuk di dalam susunan acara.
Pertunjukan tari tersebut dilaksanakan di Istana Noordeinde dan disaksikan oleh raja dan ratu dari berbagai negara, para petinggi negara, dan kedua mempelai, yaitu Putri Juliana dan Pangeran Bernhard.
Pementasan tari tersebut ramai diberitakan oleh surat kabar Belanda. Pementasan tersebut juga membuat tamu-tamu ingin mengetahui lebih jauh mengenai kebudayaan timur dari Mangkunegara VII.
Rombongan KGPAA Mangkunegara VII Negara Belanda pada tanggal 15 Februari 1937 serta melanjutkan perjalanan berkeliling Eropa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H