"Tek-tek-tek-tek-tek-tek-tek" begitulah kira-kira suara lato-lato yang saat ini sedang digemari oleh masyarakat di Indonesia, khususnya anak-anak.
Cara memainkan lato-lato sangat sederhana, yaitu dengan cukup menggoyangkannya supaya kedua bola saling terbentur satu sama lain sehingga menghasilkan suara "tek-tek".
Saking viralnya lato-lato, bahkan Presiden Jokowi juga sempat memainkan permainan ini. Dibalik viralnya permainan ini, lato-lato juga mempunyai riwayat cerita atau perjalanan yang cukup menarik, berikut pembahasannya.
Mempunyai Beragam Nama
Sebelum dikenal dengan nama lato-lato, ternyata permainan ini mempunyai bermacam-macam nama yang unik.
"Clackers" adalah nama lato-lato yang populer di Amerika Serikat, hal tersebut dikarenakan suara yang dihasilkan berbunyi seperti "clack-clack".
Selain disebut clackers, nama lain dari lato-lato yakni clack clacks, bonkers, klick klacks, knockers, hingga bermacam nama-nama lainnya. Di Indonesia, selain nama lato-lato juga ada nama "nok-nok" atau "tek-tek"
Digemari Oleh Anak-anak Amerika Serikat
Sebelum lato-lato viral di Indonesia, permainan ini ternyata sudah digemari oleh anak-anak Amerika Serikat pada tahun 1960-an sampai 1970-an. Permainan ini pada saat itu dikenal dengan sebutan "clackers".
Bahkan pada saat itu, clackers sudah dibuat secara massal serta kebanyakan dibuat dari plastik akrilik atau kaca.
Kejuaraan Dunia Lato-lato
Naik daunnya permainan clackers ini membuatnya merembet sampai belahan dunia lainnya. Di sebuah laporan dari The New York Times, di desa Calcinatello Italia pada tahun 1971, digelar kejuaraan dunia clackers yang diikuti oleh negara-negara seperti Belanda, Prancis, Inggris, Swiss, sampai Kanada.
Turnamen tersebut akhirnya dimenangkan oleh pemuda berusia 19 tahun bernama Gualtiero Panegalli.
Clackers yang Mencederai
Clackers yang saat itu terbuat dari plastik akrilik atau kaca, ternyata sangat rawan akan pecah saat dipantulkan satu sama lainnya.
Menurut The New York Times di Amerika Serikat pada Februari  tahun 1971 muncul laporan dari FDA (Food and Drug Administration), bahwa permainan ini sudah menyebabkan empat orang terluka di dekat mata karena pecahnya clackers.
Modifikasi Clackers
Banyaknya laporan tentang permainan ini yang berbahaya, mendorong adanya inovasi dalam pembuatan permainan ini pada tahun 1990-an.
Desain baru dari permainan ini menggunakan bahan dari plastik yang tidak rawan atau mudah pecah. Hal tersebut memungkinkan pengguna permainan ini lebih aman dibanding saat menggunakan bahan kaca.