Fermentasi yang dilakukan para ibu dan nenek moyang dahulu adalah dengan menambahkan bahan bahan pengawet alami seperti menambahkan garam, menambahkan gula, menambahkan asam dengan bantuan mikroba. Sehingga nanti terjadi produk baru yang berbeda dengan bahan awalnya.
Sekarang coba deh tes diri sendiri. Dari beberapa nama makanan yang kusebut ini, berapa banyak yang kamu kenal dan sudah pernah kamu cicipi?
Tempoyak, Dangke, Lemea, Gatot, Mandai Rusip, Bekasam, Dadih, Oncom, Tapai, Peyeum, Brem, Tauco, Tempe? dan masih banyak lagi
Aku sendiri mengakui baru mengenal beberapa yang memang banyak tersedia di pasar tradisional di Kota kelahiranku Palembang, seperti tempoyak, rusip dan bekasam. Atau seperti Tempe, Oncom  dan Tapai  yang juga sudah cukup luas tersebar di seantero nusantara. Bahkan untuk Tempe sendiripun merupakan pangan fermentasi yang populer  hingga ke mancanegara.
Umumnya  pangan lokal yang digunakan untuk pembuatan pangan fermentasi sudah mengandung protein yang cukup tinggi. Sehingga pada  proses fermentasinya  nanti akan menghasilkan sejumlah asam amino dan peptida, termasuk asam glutamat. Seperti yang terjadi pada proses fermentasi ikan dan nasi yang menghasilkan bekasam ataupun rusip.
Makanya khasiat mengkonsumsi menu fermentasi dapat menggugah selera, meningkatkan rasa nikmat makanan sekaligus menaikan nafsu makan. Tidak hanya itu, untuk pangan fermentasi tempoyak yang terbuat dari buah lokal seperti durian. Ternyata juga memiliki kandungan gizi yang unik. Diantaranya adalah protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, Â dan vitamin C.
Dosenku Bapak Rindit Pambayun juga pernah bercerita bahwa " Manfaat probiotik tiga colek Tempoyak sama dengan 2 botol yakult"
Kok bisa sama? Ya bisa, karena tempoyak dapat menjadi sumber probiotik,  dari fermentasi buah durian ini  menghasilkan banyak sekali bakteri asam laktat.  Yang juga sebenarnya ada di olahan yogurt.
Uniknya resep fermentasi pangan lokal ini diturunkan dari generasi ke generasi secara turun temurun. Seperti proses pembuatan tempoyak, bekasem, rusip yang dulu dilakukan oleh nenek, kemudian ibuku hingga ke aku dan adik perempuanku.