Sore itu cuaca sedikit hangat. Walau hari libur bagi sebagian penduduk Jakarta. Jalanan tetap saja ramai. Apalagi akses menuju La Piazza Kelapa Gading. Â Mungkin karena ada pembangunan LRT. Jalanan tetap padat di beberapa lokasi. Untung saja aku berangkat dari siang hari. Sehingga pukul 16.00 WIB lebih tiga menit aku sudah hadir dan membersamai beberapa Kompasianer yang telah lebih dulu hadir.Â
Setiap bulan kabarnya kompasianer penggila kuliner yang disingkat KPK ini sering mengadakan gerebek istilah kumpul kumpul sambil mencicipi kuliner khas. Nah kali ini adalah kesempatan keduaku mengikuti kegiatannya KPK. Kebetulan sedang ada Festival Kuliner Ngabuburit di La Piazza yang jadi target "gerebek" KPK kali ini.
Boss Madyang dan Pak Sutiono yang mengkoordinir para KPK kali ini sudah hadir lebih dulu. Beberapa teman yang sudah lama tidak bertemu pun, bisa kujumpai di acara ini. Â Ada si cantik Efa Masrina yang saat itu hadir dengan potongan rambut barunya. Â Ada Anisa dari Bekasi yang ternyata baru pertama kali ikut KPK. Â Juga ada Ki Demang yang saat itu dikira sebagai ustadz yang akan mengisi kultum di panggung. Ada Sonta yang rumahnya ternyata sangat dekat dengan lokasi, dan masih banyak teman teman lain baik yang sudah pernah kenal ataupun akhirnya baru kenalan di acara ini.
Makanya aku sematkan istilah menyambung silahturrahim ala Kompasianer dengan acara Ngabuburit ini. Â Karena memang selain menunggu waktu berbuka puasa, mencicipi makanan enak, juga sekaligus bersilahturrahim dengan para peserta yang hadir. Apalagi kompasianer itu banyak yang baik hati, lucu dan rajin menulis loh. Beneran beruntung banget bisa kenal sama mereka. Â Oh iya awalnya aku sempat terkikik geli saat mendengar istilah ngabuburit. Kata salah satu kompasianer yang hadir. Â
Ngabuburit itu berasal dari bahasa sunda. Burit berarti sore yang menjelang malam. Â Sehingga ngabuburit itu bermakna melakukan aktivitas atau menghabiskan waktu sore menjelang malam sehingga tidak terasa. Â Nah ini yang jadi permasalahannya. Â Bagiku yang asli Palembang. Istilah ngabuburit itu sungguh kurang enak artinya. karena kata dasarnya sendiri pun berbeda arti. Tapi dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung kan? so sebagai warga perantauan ikut saja lah ya. Apalagi kegiatan ngabuburit kali ini kuniatkan memang untuk menyambung silahturrahim dan mendapat teman baru.
Apa saja sih kegiatan kemarin itu? selain ngobrol. Saya dengan beberapa teman sempat berdikusi seputar makanan yang ditawarkan di Festival Kuliner Ngabuburit La Piazza. Festival Kuliner memang sering sekali diadakan di La Piazza ini. Nah tema ngabuburit diambil karena pas sekali waktunya dengan bulan Ramadhan. Event tahunan yang telah berakhir 3 Juni 2018 yang lalu ini. Diisi oleh kurang lebih 60 tenant makanan yang terdiri dari 35 tenant booth, 23 tenant gerobak dan 2 tenant warteg yang menawarkan aneka menu khas dan unik sebagai pilihan menu berbuka puasa
Mulai dari aneka takjil manis (Kolak, Bubur, Es Pisang ungu), snack ringan (Gorengan, Tahu Kalasan, Pisang Goreng Wijen), snack berat (Bakso, Mie Capit, Siomay dll), nasi dengan berbagai jenis (Nasi Bali, Nasi Kebuli, Nasi Uduk, Nasi Bakar dll), makanan khas daerah (Otak otak, Sate Padang dll). jajanan nostalgia (Cilok, Cimol, Dll), Aneka minuman, Es buah, serta minuman kemasan bikin aku galau untuk memilih.
Setelah berkeliling dua kali melintasi seluruh area booth.  Dan bolak balik galau antara antri di Nasi Uduk atau Bakso Beranak lima rasa. Akhirnya aku putuskan membeli semangkuk bakso beranak yang katanya rasanya ada lima. Untuk minumannya aku cukup membeli 1 botol air mineral dan  3 botol teh Sostro dengan berbagai rasa, original, less sugar dan tawar.Â
Semua dicicip ya sis. Maklum hari itu perjalanan cukup jauh. Jadi harus terhidrasi dengan baik. Â Dan sebagai oleh oleh untuk dibawa pulang aku beli Tahu Kalasan dan Pisang Goreng Wijen.
Hari sudah semakin sore. Â Lapangan yang sudah dipasang tenda dan disediakan kursi untuk makan. Semakin penuh dan padat oleh pengunjung yang hari itu sepertinya pun sedang ngabuburit seperti kami. Menjelang saat berbuka kamipun berkumpul kembali di sebuah meja panjang. Kulihat teman teman memiliki selera masing masing soal makanan.Â