Semenjak itu, hubungan kami merenggang. Ia yang sulit dihubungi, aku pun berusaha memaklumi  dan menunggu hingga 40 hari Ibunya. Tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa hubungan kami membaik. Ia terus menghindar dan menghilang.
Sempat aku menghubungi teman-temanya untuk meminta bantuan, dan "mengemis" ke rumahnya. Tapi ia tidak bergeming. Aku heran "Apa salahku" selalu kalimat itu terkenang setiap waktu.
Pernah kami bertemu, semua terasa kaku dan dingin. Aku heran, tetapi aku berusaha setenang mungkin. Sorot matanya berbeda, namun tatapan mataku masih sama. Entah, bagaimana semua percakapan dimulai, dan tiba-tiba ia berkata "kamu perempuan membawa sial". Aku tersambar petir, hujan air  matapun tak kuasa aku bending. Tanpa kata putus atau apapun ia menghilang dan hilang.
Apa ini pertama kalinya ia demikian? Oh ternyata tidak, prilaku kasarnya sudah berulang kali,namun lebih ke pskikisku. Berkata kasar, memaksaku melakukan hal-hal yang tidak aku mau. Bahkan rasanya aku diperkosa.
Waktu yang lama untuk menyembuhkan luka, walaupun bertahun-tahun tapi entah mengapa aku masih mengharapkanya, seolah hanya dia yang bisa menerima dan membuatku bahagia.
"Apa iya aku harus gini-gini aja!", entah setan apa saat itu merasuki ku. Aku belajar tentang kesehatan mental, dan semakin aku belajar, aku menyadari betapa sebenernya hubunganku dulu TOXIC.
Iya dan ternyata aku berada dalam posisi yang akupun tidak menyadari ada apa dengan diriku. Aku selalu berusaha untuk mengalihkan semua dengan kegiatan-kegiatan dan pekerjaan, namun itu tetap sama. Apa aku telah lama terluka namun aku tidak menyadarinya?.
Ah entahlaaa....
Dia, diaa adalah Rendra yang telah menikah dan memiliki anak. . .
Kini ia kembali, bertanya apakah aku akan datang ?
Aku harus merevisi janji lamaku, sekarang aku berjanji "Kamu janji yaa untuk mencintai diri kamu sepenuhnya" Ujarku dalam hati.