"Janji ya, kamu gak bakalan ninggalin aku", ucapnya. Mendengar kalimat sakti seperti itu, hati siapa yang tidak terenyuh. Sisa kecup manis di kening pun rasanya mampu untuk membuat ku tidak ingin mandi, biar aroma tubuhnya terus menemani.
Aku termenung setelah dua tegukan gelas kopi di kedai favorit berlogo ratu berambut panjang berwarna hijau, "satu dekade ya?" gumamku. Â
Laptop dan HP yang sudah stanby di atas meja ditemani  kopi yang masih hangat. Uapnya mengepul ke udara, seketika ingatanku kembali ke masa itu.
Masa putih abu-abu katanya yang akan terus teringat bahkan ketika kita sudah beranjak menua, ah masa? Tapi kali ini mungkin ada benarnya. Masa-masa SMA tidak lepas  dari kenakalan tidak masuk sekolah, pura-pura sakit agar istirahat di UKS, atau izin ke toilet hanya untuk sebat dua bat, pura-pura membantu guru agar bisa melintas dikelas gebetan.
Iya, kadang hal-hal receh itu yang masih buat senyum-senyum sendiri. Belum lagi masalah percintaan dan persaingan, oh ya apa lagi itu?.
Tapi ini adalah tentang dia, dia yang dulu pernah singgah dan memenuhi ingatan hanya tentang dia.
"kak, pasti mantanya banyak!" entah yang keberapa orang selalu mengira aku ini memiliki banyak mantan, tapi nyatanya tidak demikian. Walaupun aku terlihat aktif dan mudah akrab dengan orang, tetapi tidak mudah untuk menjadikan salah satu atau salah duanya mengikatkan diri untuk menjalani hubungan penuh drama ini aka pacaran.
Dari sekian banyak perjalanan cintaku ini, dari di PHP in, di Ghosting, bertemu F*ck boy berbalut soft boy, berjumpa f*ck boy beneran. Dan ya namanya hidup sebuah perjalanan.
Namun, dari sekian banyak cerita. Tersebutlah sebuah kisah tentang dia, yang ingatnya masih hangat seperti roti boy yang diangkat dari oven, walaupun itu sudah satu decade berlalu.
Tiba-tiba notif whatssap berbunyi, membuyarkan lamunanku. Risa created this grup, Risa added you. "Grup apaan sih ini?"pikirku. Mulailah aku bermain dengan layar HP ku, mengecek siapa-siapa saja di grup ini. Oh Gosh "Reuni SMA Pelangi", secepat kilat notifikasi tidak berhenti. Aku menghela napas dan kembali focus pada pekerjaanku.
"Kamu datang kan?, sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak aku kenal. "Ini siapa? Balasku.