Setiap keluarga memiliki perjuangan masing-masing, Keluarga Cemara harus memanggung akibat dari kesalahan yang harus dipikul oleh semua keluarga, dan terasa jelas bagiamana perjuang setiap anggota keluarga berjuang untuk perekonomian lebih baik.Â
Setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing. Bagaimana si Cemara tetap tabah dan polos harus pindah ke desa. Namun tidak bagi Euis, sebagai anak metropolitas jelas ia harus menghadapi perubahan gaya hidup dan harus tetap bertahan di desa. Konflik yang munculpun sangat natural dan realistis.
Berbeda dengan NKCTHI, tidak ada luka yang nampak, semua terkesan baik-baik saja, bagaikan gambaran keluarga sempurna. Ayah pekerja keras demi memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga, gambaran hubungan adik dan kakak pada umumnya, semua mengikuti kaidah berumah tangga pada  masyarakat umumnya.
Namun, tidak ada luka yang ditutup sempurna. Ada suatu bagian yang menjadi "alasan" mengapa sang Ayah menjadi over protektif, ada juga bagian yang menunjukan mengapa Angkasa berteriak di dalam triller "Gimana mau bahagia, jika sedih aja kita gak tau", ternyata ada cikal bakal di awal ketika sang Ayah melamar Ajeng muda dengan berkata " Tidak akan ada satu haripun kamu akan bersedih ketika bersamaku", terkesan romantis bukan?.
Tetapi "janji" itu mengabaikan bahwa kita adalah manusia, sedih, senang, gagal, sukses adalah satu rumah dan tidak bisa dipisahkan. Hanya saja, kita dituntut untuk selalu merasa baik-baik saja, memendam emosi, memendam luka, dan membiarkanya berada disana.
Perjuangan Istri di Keluarga NKCTHI dan Keluarga Cemara
Di Keluarga Cemara terlihat sekali bagaiamana si Emak berperan aktif menyelamatkan keluarga, dengan menjual emas yang ia miliki, berjualan, dan terlibat berdialog dengan si Eulis ketika ia baru saja dimarahi Abah.
NKCHTI, Ibu lebih banyak diam dan memendam luka, walaupun di akhir scene kalian akan menemukan aksi heroic sang Ibu untuk menyelamatkan keluarganya.
Menghadapi masalah dengan cara berbeda
NKCTHI sepertinya terlihat sangat privileged sekali, dan sepintas they are just fine, namun itu sama seperti fenomena gunung es, kita tidak tahu di bawah permukaan terdapat masalah-masalah. Bahkan mereka pun tidak menyadarinya. Sedangakan Keluarga cemara konflik terlihat nyata, tahu akar masalah yakni perekonomian.
Namun apakah perjuagan mereka berbeda? Menurut saya tidak, setiap keluarga memiliki perjuangan masing-masing, keluarga diharapkan tempat yang nyaman dan ruang aman untuk bisa meletakan sejenak beban kehidupan, namun tidak dipungkuri akar masalah pun biasnaya bermula dari keluarga.