Video game adalah permainan berbasis elektronik yang melibatkan interaksi dengan para penggunanya, sementara mikrotransaksi sendiri merupakan bentuk pembelian berupa virtual menggunakan uang sungguhan dilakukan dalam suatu aplikasi maupun video game, sering kali terjadi disekitar kita anak-anak yang meminta currency dalam sebuah game yang biasanya berupa diamond kepada konten kreator di internet, setelah melihat kejadian tersebut, saya jadi penasaran, apa saja dampak mikrotransaksi terhadap seseorang.Â
Mikrotransaksi dapat ditemukan dalam berbagai macam game dalam berbagai macam platform dan dalam cakupan harga yang berbeda-beda, tapi secara umum, game-game dengan harga gratis dan mudah untuk diakses-lah sering kali menjadi media dimana praktek monetisasi mikrotransaksi diterapkan.
Biasanya keuntungan dari melakukan pembelian secara virtual tersebut hanya sebatas kosmetik yang jelas dapat membuat karakter yang kita mainkan terlihat jauh lebih stand out daripada mereka yang bermain tanpa melakukan pembelian virtual tersebut.
Namun ada juga praktik mikrotransaksi yang dimana aktivitas ini dapat memberikan peluang untuk menang lebih besar terhadap pemain yang melakukan pembelian virtual tersebut secara gameplay seperti item yang dapat memberikan efek tertentu secara gameplay, atau kesempatan untuk membuka karakter spesifik yang dapat memberikan kesempatan menang yang lebih besar untuk orang yang mengeluarkan uang, daripada mereka yang tidak mengeluarkan uang sama sekali.Â
Hal hal inilah yang seringkali membuat para pemain melakukan pengeluaran secara impulsif, hal ini didukung dengan mudahnya game-game tersebut diakses karena selain gratis, game-game tersebut juga banyak yang rilis pada perangkat smartphone, dari betapa mudahnya game-game ini diakses, jangkauan pemain yang dapat mengakses game-game tersebut juga meningkat, termasuk anak-anak yang masih belum paham pentingnya uang dan belum bisa bertanggung jawab dalam hal keuangan, hal ini berdasarkan pada pernyataan Ansari, S, 2024, The Economic of Microtransactions. "These transactions, once done repeatedly and frequently, can become impulsive spending habits, putting significant financial burdens on vulnerable individuals".
Mudahnya akses untuk mendapatkan berbagai keuntungan dalam bermain permainan yang disertai dengan mudahnya akses untuk melakukan transaksi mikrotransaksi berujung pada pengeluaran impulsif yang tidak disertai oleh pengawasan orang tua pada mereka yang belum mampu nengatur keuangan telah berdampak pada seseorang, sehingga cara untuk mencegah hal ini terjadi adalah dengan mengawasi berbagai macam transaksi yang dilakukan oleh anak-anak secara online dengan menemani anak ketika bermain game, menetapkan anggaran bulanan, dan meluangkan waktu untuk mendekatkan diri dengan anak anak. Pernyataan tersebut berdasarkan CNN, 2022, 5 Tips Mengatasi Kecanduan Game Online pada Anak. "Selama membatasi aturan bermain game online pada anak, orang tua juga harus mempersiapkan permainan alternatif yang sekiranya membuat anak senang dan teralihkan dari gadget".
Ansari, S, 2024, The Economics of Microtransactions. Diproleh pada 13 Januari 2025 dari
CNN, 2022, 5 Tips Mengatasi Kecanduan Game Online pada Anak. Diperoleh pada 13 Januari 2025 dari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H