Mohon tunggu...
hellen zaskia
hellen zaskia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Membaca kepribadian Menulis dan me nonton film atau derama konten yg menarik itu konten tentang literasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isu Sosial Masyarakat di Kaki Bukit, dalam Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari

19 Juli 2024   18:34 Diperbarui: 19 Juli 2024   18:34 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Di Kaki Bukit Cibalak" adalah sebuah novel karya Ahmad Tohari yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1986. Ahmad Tohari dikenal sebagai seorang penulis yang sering mengangkat tema-tema sosial dan kemanusiaan dalam karya-karyanya. Novel ini menggambarkan kehidupan masyarakat pedesaan dengan segala permasalahan sosial dan perjuangannya, juga penuh dengan perjuangan dan konflik. Tokoh utama dalam cerita ini adalah Basar, seorang pemuda desa yang idealis dan memiliki semangat untuk memperbaiki keadaan desanya. Cerita ini menggambarkan bagaimana Basar berusaha melawan ketidakadilan dan korupsi yang merajalela di desanya. Dia menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, termasuk dari pihak aparat desa yang korup dan tidak peduli dengan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, novel ini juga menyoroti masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, kebodohan, dan ketidakadilan yang sering kali diabaikan oleh para pemimpin. Melalui tokoh Basar, Ahmad Tohari menyampaikan pesan tentang pentingnya keberanian, keteguhan hati, dan semangat juang dalam menghadapi segala bentuk ketidakadilan. Novel ini berfokus pada kehidupan di sebuah desa fiktif di kaki Bukit Cibalak. Novel ini juga mengangkat tema-tema seperti idealisme, cinta tanah air, dan konflik antara tradisi dan modernitas.

Novel ini juga mengajak pembaca untuk merenungkan keadaan sosial dan politik yang ada di sekitar mereka, serta pentingnya peran individu dalam melakukan perubahan. "Di Kaki Bukit Cibalak" merupakan salah satu karya Ahmad Tohari yang kuat dalam menggambarkan realitas kehidupan masyarakat pedesaan Indonesia, dengan bahasa yang indah dan narasi yang menggugah hati. Novel ini berfokus pada kehidupan di sebuah desa fiktif di kaki Bukit Cibalak.

Novel ini  mengangkat tema-tema seperti idealisme, cinta tanah air, dan konflik antara tradisi dan modernitas. Konflik utama dalam novel ini adalah antara Tirta dan sistem korup yang ada di desanya. Konflik ini tidak hanya bersifat eksternal, tetapi juga internal, karena Tirta harus menghadapi dilema moral dan tekanan sosial dalam perjuangannya. gaya Bahasa yang di gunakan Ahmad Tohari itu menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan deskriptif, yang mencerminkan kehidupan pedesaan dengan detail yang nyata. Dialog-dialog dalam novel ini terasa alami dan mencerminkan karakter serta latar belakang sosial masing-masing tokoh. Novel ini ditulis dalam konteks Indonesia yang sedang mengalami perubahan sosial dan politik. Tema-tema yang diangkat dalam novel ini tetap relevan hingga saat ini, terutama dalam konteks perjuangan melawan korupsi dan penindasan di berbagai lapisan Masyarakat.

Simbolisme yang bisa kita bisa lihat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak" Karya Ahmad Tohari adalah yang pertama, Bukit Cibalak yaitu Simbol dari tantangan dan harapan. Bukit ini menjadi latar belakang dari perjuangan Tirta dan masyarakat desa. yang kedua, Desa yaitu Simbol dari Indonesia yang lebih luas, dengan segala permasalahan sosial, politik, dan ekonominya. yang terakhir atau yang ke tiga yaitu Korupsi dan Penindasan adalah Simbol dari masalah-masalah yang menghambat kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Novel "Di Kaki Bukit Cibalak" karya Ahmad Tohari memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan yang dapat diidentifikasi. kelebihannya adalah Penggambaran Realistis, Ahmad Tohari berhasil menggambarkan kehidupan desa dengan sangat realistis, memberikan pembaca gambaran yang jelas tentang kondisi sosial dan budaya di pedesaan Indonesia. selanjutnya Karakter yang Kuat melalui Tokoh-tokoh dalam novel ini, terutama Basar dan tirta yang digambarkan dengan mendalam dan memiliki perkembangan karakter yang signifikan sepanjang cerita. yang ketiga yaitu Bahasa yang Indah Tohari terkenal dengan bahasanya yang indah dan puitis, membuat cerita ini tidak hanya informatif tetapi juga menyenangkan untuk dibaca.

Kekurangan dari novel ini adalah Plot yang Terlalu Perlahan di mana Beberapa pembaca mungkin merasa bahwa alur cerita berjalan terlalu lambat, dengan banyak detail yang bisa dianggap memperlambat perkembangan plot. yang ke dua adalah Karakter Sampingan Kurang Berkembang, Meski karakter utama digarap dengan baik, beberapa karakter sampingan mungkin kurang mendapatkan pengembangan yang memadai, sehingga terasa kurang mendalam. yang ke tiga yaitu Tema yang Berat, Tema yang diangkat dalam novel ini cukup berat dan serius, yang mungkin kurang cocok bagi pembaca yang mencari bacaan ringan dan menghibur. yang ke empat Kesulitan Bahasa, Gaya bahasa yang indah dan puitis, meskipun menjadi kelebihan, bisa menjadi tantangan bagi pembaca yang kurang terbiasa dengan bahasa sastra. yang kelima Pengulangan Pesan, Terkadang pesan moral yang ingin disampaikan terasa diulang-ulang, yang bisa membuat beberapa bagian terasa monoton.

Pesan Moral Novel "Di Kaki Bukit Cibalak" menyampaikan pesan tentang pentingnya perjuangan melawan ketidakadilan Ketika Basar, tokoh utama dalam cerita ini, menunjukkan keberanian dan keteguhan hati dalam melawan ketidakadilan dan korupsi yang terjadi di desanya. Pesan ini mengajarkan pentingnya bersikap tegas dan berani dalam menghadapi ketidakadilan, meskipun tantangannya besar. dan korupsi di mana Tohari mengkritik praktik korupsi dan ketidakadilan sosial yang sering terjadi di masyarakat. Pesan ini mengajak pembaca untuk peka terhadap isu-isu sosial di sekitar mereka dan berusaha untuk tidak terjebak dalam praktik-praktik yang merugikan orang lain. Ahmad Tohari mengajak pembaca untuk merenungkan tentang nilai-nilai keadilan di mana ini menekankan pentingnya kepedulian dan solidaritas terhadap sesama anggota masyarakat. Melalui karakter-karakternya, Tohari menggambarkan bagaimana saling membantu dan peduli dapat membawa perubahan positif dalam komunitas. Serta idealisme, dan keberanian dalam menghadapi tantangan sosial. juga Keberanian Melawan, ini ada di  beberapa tokoh lainnya menunjukkan ketekunan dan kesabaran dalam menghadapi berbagai rintangan. Ini mengajarkan bahwa perubahan positif membutuhkan waktu dan usaha yang konsisten. yang terakhir yang paling penting yaitu Menghargai Tradisi dan Kebudayaan Lokal, Melalui deskripsi kehidupan desa dan adat-istiadat yang ada, Tohari juga mengajak pembaca untuk menghargai dan melestarikan tradisi serta kebudayaan lokal yang kaya akan nilai-nilai luhur. maka dari itu Melalui "Di Kaki Bukit Cibalak", Ahmad Tohari mengajak pembaca untuk merenungkan peran mereka dalam masyarakat dan mendorong mereka untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih adil dan manusiawi.

Kesimpulan dari novel "Di Kaki Bukit Cibalak" karya Ahmad Tohari adalah bahwa keberanian, keteguhan hati, dan kepedulian terhadap sesama adalah kunci untuk melawan ketidakadilan dan korupsi dalam masyarakat. Melalui perjuangan Basar, novel ini menunjukkan bahwa perubahan sosial yang positif bisa dimulai dari individu yang berani mengambil sikap meskipun menghadapi banyak tantangan. Novel ini juga menggarisbawahi pentingnya pendidikan dan pencerahan dalam memberdayakan masyarakat dan mengatasi kebodohan serta ketertinggalan. Tohari mengajak pembaca untuk menghargai tradisi dan kebudayaan lokal serta merenungkan peran mereka dalam menciptakan lingkungan yang lebih adil dan manusiawi.

Kesimpulan dari tokoh-tokoh dalam novel "Di Kaki Bukit Cibalak" karya Ahmad Tohari mencerminkan berbagai karakter dan perjuangan mereka dalam menghadapi masalah sosial di desa mereka. Berikut adalah beberapa kesimpulan tentang tokoh-tokoh utama yaitu Basar, Basar adalah tokoh utama yang digambarkan sebagai pemuda idealis dan berani. Dia memiliki tekad kuat untuk melawan ketidakadilan dan korupsi yang merajalela di desanya. Basar menunjukkan bahwa dengan keberanian dan keteguhan hati, seorang individu bisa memulai perubahan dan menginspirasi orang lain untuk ikut berjuang demi keadilan. yang ke dua Sri, Sri adalah istri Basar yang setia dan mendukung suaminya dalam segala situasi. Dia digambarkan sebagai sosok yang sabar, penuh kasih, dan memiliki semangat yang sama dalam memperjuangkan kebaikan. Sri menunjukkan pentingnya dukungan dan solidaritas keluarga dalam menghadapi berbagai rintangan. selanjutnya Pak Lurah, Pak Lurah adalah gambaran dari aparat desa yang korup dan mementingkan diri sendiri. Dia merupakan antagonis dalam cerita ini yang menampilkan sisi gelap dari kekuasaan dan ketidakpedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Tokoh ini memperlihatkan dampak buruk dari kepemimpinan yang tidak jujur dan tidak adil. yang ke empat ada Mbah Suro, Mbah Suro adalah tokoh bijaksana di desa yang sering memberikan nasihat kepada Basar dan warga desa lainnya. Dia digambarkan sebagai sosok yang dihormati dan memiliki wawasan mendalam tentang kehidupan. Mbah Suro menunjukkan bahwa kebijaksanaan dan pengalaman hidup sangat berharga dalam membimbing generasi muda untuk berbuat kebaikan.

Ada amanat yang bis akita petik atau kita ambil dari novel "Di Kaki Bukit Cibalak" karya Ahmad Tohari pertama adalah Keberanian Melawan Ketidakadilan, Tokoh Basar mengajarkan bahwa untuk melawan ketidakadilan dan korupsi, diperlukan keberanian dan keteguhan hati. Meskipun tantangan besar dan berisiko, tindakan berani diperlukan untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan. selanjutnya ada Pendidikan dan Pencerahan, Novel ini menekankan bahwa pendidikan dan pencerahan adalah kunci untuk memberdayakan masyarakat dan mengatasi kebodohan serta ketertinggalan. Dengan pengetahuan, masyarakat dapat lebih kritis dan aktif dalam memperjuangkan hak-hak mereka. yang ke tiga ada Solidaritas dan Kepedulian Sosial, Melalui interaksi antara tokoh-tokoh dalam cerita, Ahmad Tohari menekankan pentingnya solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Saling membantu dan mendukung satu sama lain adalah cara untuk memperkuat komunitas dan menghadapi masalah bersama. yang ke empat ada Kritik terhadap Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan, Pak Lurah sebagai tokoh antagonis menggambarkan dampak buruk dari korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Novel ini mengajak pembaca untuk waspada terhadap praktik-praktik semacam itu dan berusaha menciptakan pemerintahan yang lebih transparan dan adil.

yang ke lima yaitu ada Nilai-nilai Keluarga Dukungan keluarga, seperti yang ditunjukkan oleh tokoh Sri, sangat penting dalam perjuangan melawan ketidakadilan. Keluarga menjadi sumber kekuatan dan motivasi untuk terus berjuang, meskipun menghadapi berbagai rintangan. yang ke enam ada Kebijaksanaan Tradisional, Tokoh Mbah Suro menunjukkan bahwa kebijaksanaan tradisional dan nilai-nilai lokal memiliki peran penting dalam membimbing masyarakat. Nasihat dan pengalaman dari orang-orang yang lebih tua dan bijaksana harus dihargai dan dijadikan panduan dalam kehidupan. yang ke tujuh ada Peran Individu dalam Perubahan Sosial, Novel ini menekankan bahwa perubahan sosial bisa dimulai dari individu yang berani mengambil sikap dan bertindak. Setiap orang memiliki potensi untuk membuat perbedaan, meskipun dimulai dari hal-hal kecil di lingkungan sekitar mereka. dan yang terakhir ada Menghargai Tradisi dan Kebudayaan Lokal, Ahmad Tohari juga menekankan pentingnya menghargai dan melestarikan tradisi serta kebudayaan lokal. Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi tersebut dapat menjadi sumber inspirasi dan panduan dalam menghadapi tantangan modern. Secara keseluruhan, "Di Kaki Bukit Cibalak" menyampaikan pesan tentang pentingnya keberanian, solidaritas, pendidikan, keadilan, dan kebijaksanaan dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan peran mereka dalam masyarakat dan berkontribusi secara positif untuk menciptakan lingkungan yang lebih adil dan manusiawi.
 
Tokoh dan penokohan
1. Basar
Penokohan: Basar adalah tokoh utama dalam novel ini. Dia digambarkan sebagai seorang pemuda idealis, berani, dan teguh dalam prinsipnya. Basar memiliki semangat yang kuat untuk melawan ketidakadilan dan korupsi yang terjadi di desanya. Dia cerdas, tegas, dan tidak mudah menyerah, meskipun menghadapi banyak rintangan dan tekanan dari pihak yang berkuasa.
2. Sri
Penokohan: Sri adalah istri Basar yang setia dan penuh kasih sayang. Dia digambarkan sebagai sosok yang sabar, mendukung suaminya dalam segala situasi, dan memiliki semangat yang sama dalam memperjuangkan kebaikan. Sri adalah simbol dari kekuatan dan dukungan keluarga, yang selalu berada di sisi Basar dalam setiap perjuangannya.
3. Pak Lurah
Penokohan: Pak Lurah adalah tokoh antagonis dalam cerita ini. Dia digambarkan sebagai pemimpin desa yang korup, mementingkan diri sendiri, dan tidak peduli dengan kesejahteraan masyarakat. Pak Lurah adalah representasi dari kekuasaan yang disalahgunakan dan ketidakadilan yang sering terjadi di birokrasi pemerintahan.
4. Mbah Suro
Penokohan: Mbah Suro adalah tokoh bijaksana di desa yang sering memberikan nasihat kepada Basar dan warga desa lainnya. Dia digambarkan sebagai sosok yang dihormati, memiliki pengalaman hidup yang mendalam, dan penuh dengan kebijaksanaan. Mbah Suro adalah simbol dari nilai-nilai tradisional dan kebijaksanaan lokal yang sangat berharga dalam kehidupan masyarakat.
5. Tirta
penokohan: Protagonis utama yang idealis dan berpendidikan. Ia kembali ke desanya dengan niat untuk mengubah keadaan dan melawan ketidakadilan.
Tokoh Pendukung dan Tokoh Lainnya
- Kang Sanip: Teman Basar yang setia dan sering membantu dalam perjuangan melawan ketidakadilan.
- Bu Lurah: Istri Pak Lurah, yang meskipun tidak sejahat suaminya, masih terpengaruh oleh korupsi dan ketidakadilan yang dilakukan suaminya.
- Warga Desa: Berbagai tokoh warga desa yang menggambarkan keragaman karakter dan sikap masyarakat dalam menghadapi masalah sosial dan politik di desa mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun