Mohon tunggu...
Aufa Helga Ramdhani
Aufa Helga Ramdhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

23107030089(Mahasiswa Aktif UIN SunanKalijaga)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keberlangsungan Makanan Tradisional di Tengah Makanan Kekinian

17 Juni 2024   20:46 Diperbarui: 22 Juni 2024   16:49 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negeri dengan sejuta keindahan, beragam budaya dan sumber daya alam yang melimpah apalagi kalo bukan Indonesia, keanekagaraman tersebut membuat Indonesia memiliki daya tarik tersendiri yang membuat setiap orang akan terpana apabila berada di Indonesia. Keragaman budaya Indonesia sendiri terjadi karna akulturasi budaya dimasa lalu dimana Indonesia merupakan negara strategis sehingga sering dijadikan tempat bersinggah dan menetap oleh para pendatang, hal inilah yang menyebabkan akulturasi budaya dan penyerapan budaya budaya baru di Indonesia

Nahh pada kesempatan kali ini penulis ingin membahas tentang budaya dari jogja. Jogja sendiri merupakan salah satu provinsi yang terletak di pulau Jawa. Di pimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X jogja adalah salah satu destinasi yang sering dikunjungi oleh turis baik lokal maupun mancanegara hal ini dapat terjadi karna beberapa faktor, mengutip dari jogjakartour.com ada beberapa alasan jogja menjadi destinasi wisata yang sering dikunjungi seperti letak yang strategis, banyak disinggahi kawula muda, beragam destinasi wisata, memiliki adat dan budaya yang masih kental, memiliki penduduk yang ramah sehingga para wisatawan menjadi betah, memiliki biaya hidup yang tergolong murah, merupakan miniatur Indonesia karna beragamnya wisata, dan lain sebagainya.

Karena tergolong daerah dengan biaya hidup lebih murah dibanding kota kota lain, hal ini menjadi salah satu faktor penyebab banyak turis dan wisastawan yang datang ke Jogja, Jogja sendiri punya beragam kebudayaan salah satunya yaitu memiliki makanan dengan cita rasa yang manis hal ini bukan tanpa sebab karna orang jogja sendiri suka dengan cita rasa manis hal ini diperkuat melalui statement dari Bu Danik selaku pemilik usaha makanan Gudeg yang mengatakan bahwa "setiap daerah memiliki cita rasa tersendiri dan kebetulan cita rasa makanan jogja sendiri tercipta karna masyarakat lokalnya suka dengan yang manis-manis." Bukan hanya gudeg ada juga makanan khas joga seperti bakpia yang terbuat dari tepung terigu dengan bermacam isian

Gudeg sendiri merupakan salah satu hidangan khas Daerah Istimewa Yogyakarta dari sekian banyak hidangan khas, terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat hidangan gudeg. Warna cokelat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg biasanya dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tempe, tahu, dan sambal goreng krecek. Gudeg adalah salah satu hidangan popular, baik sebagai masakan rumahan maupun hidangan jalanan.

Menurut bu danik gudeg sudah menjadi makanan khas dari generasi ke generasi, semula warung makan beliau di dirikan oleh nenek beliau sampe akhirnya turun ke orang tua dan akhirnya diserahkan kepada beliau. Menurut bu danik gudeg sendiri sudah mengalami modifikasi seiring perubahan zaman yang awalnya memiliki cita rasa manis pekat dan berkuah sekarang ini berubah menjadi tidak hanya manis namun juga gurih dan menjadi kering. Hal ini bukan tanpa alasan karna tentu saja jika ingin tetap eksis gudeg harus mengikuti perubahan zaman, tidak hanya manis namun disertai rasa gurih agar menyesuaikan cita rasa Masyarakat luas dan dibuat kering agar lebih mudah dalam proses penyimpanan bahkan dibuat versi kaleng agar lebih mudah dibawa dan dijadikan oleh oleh.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Keberadaan UMKM gudeg bukan hanya untuk menjaga warisan yang telah ada namun juga sebagai inovator dan mempopulerkan hidangan gudeg itu sendiri bukan hanya itu UMKM gudeg sendiri ada sebagai salah satu pelaku yang memiliki dampak dalam perekonomian lokal. Menurut data dari Dinas Koperasi dan UKM Yogyakarta, sektor kuliner termasuk gudeg memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Para pelaku UMKM gudeg seringkali bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengikuti berbagai pameran kuliner dan festival makanan, baik di dalam maupun luar negeri, guna mempromosikan gudeg dan menarik minat wisatawan.

Warung makan Gudeg Bu Slamet merupakan salah satu warung gudeg yang terletak di Alun alun Kota Yogyakarta yang meneruskan kuliner Gudeg yang mana merupakan makanan khas dari provinsi Yogyakarta. Oleh karna itu dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan agar Gudeg tetap eksis dan bisa menjadi ciri khas dari Yogyakarta itu sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun