Mohon tunggu...
Aufa Helga Ramdhani
Aufa Helga Ramdhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

23107030089(Mahasiswa Aktif UIN SunanKalijaga)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Tragis Sang Pencari Keabadian

29 Februari 2024   19:15 Diperbarui: 29 Februari 2024   19:18 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak hanya berisi patung makam ini juga berisi harta, monument dan artefak di tempat ini juga terdapat bagaimana cara membuat patung-patung tersebut. Terakota sendiri diambil dari bahasa latin yaitu Terra-cotta yang berarti tanah liat yang dibakar dengan kata lain patung ini dibuat melalui tanah liat yang dibakar terlebih dulu. Para patung ini bahkan memiliki wajah, gaya rambut dan ekspresi yang berbeda antara satu dengan yang lain.

Dipertotonkan oleh pemerintah Cina sendiri pada tanggal 1 oktober 1979, situs ini terbagi menjadi 3 pit. Pit pertama adalah aula yang luas, pengunjung dapat menyaksikan sedikitnya 6000 patung prajurit sang kaisar yang berjajar membentuk formasi tempur, Di pit kedua kita dapat menyasikan 1.300 patung kuda dengan tentara, dan bermacam jenis senjata yang konon sekitar ribuan jumlahnya dan semua senjata terbuat dari perunggu. 

Pit ketiga juga  jaraknya sekitar 25 meter dari pit pertama, di lokasi ini hanya sekitar 68 patung tentara, 4 kuda dan 1 kereta yang terletak di dekat makam Kaisar Qin Shi Huang. 

Sejarah patung terakota sendiri adalah bukti bahwa Sejarah dan kesenian Cina yang sudah berkembang dari ribuan tahun yang lalu. Dengan kemunculan makam pasukan terakota di makam Kaisar Qin Shi Huang, kehebatan seni dan teknologi Tiongkok kuno dianggap mencapai puncaknya. 

Saat ini situs ini dijadikan sebagai destinasi wisata Sejarah yang popular di tiongkok , anda dapat menjadikan situs makam ini di perjalanan liburan anda apabila menyukai wisata Sejarah dan ketika berkunjung ke Cina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun