Mohon tunggu...
Helga Evlin Zendrato
Helga Evlin Zendrato Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pecinta Tinta

Berlarilah yang kuat, setidaknya tetap berjalan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar di Sekolah di Mana Pun

14 Mei 2023   16:44 Diperbarui: 14 Mei 2023   16:53 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada persimpangan kelas-kelas dibutuhkan beberapa hal untuk mengembalikan hak dan kewajiban belajar kepada para tukang belajar, antara lain:

  • Akses sumber belajar

Sediakan waktu di kelas untuk siswa melakukan eksplorasi pembelajaran dari berbagai referensi yang ada seperti riset jurnal, membaca artikel, mendiskusikan buku, menonton video, atau mengkritisi lagu atau podcast, mendengarkan berita, dan melakukan adu argumen antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru. Maksud dari aktivitas ini adalah menyatakan bahwa siswa memiliki akses yang banyak terhadap sumber informasi yang ada, tetapi perlu membangun diskusi yang hidup antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Pertanyaan dan argumen yang dibangun di dalam kelas menjadi sumber belajar yang paling efektif untuk pengalaman nyata belajar siswa.

  • Dua arah lebih baik

Menyampaikan informasi di depan kelas dengan metode ceramah (satu arah) tidak akan menimbulkan proses belajar yang aktif. Pendidikan bukan soal seberapa paham pengajar terhadap teori atau bahan pengajarannya, tetapi urgensi tukang belajar terhadap keingintahuannya. Oleh karena itu, tidak berhenti pada aktivitas bertukar ide atau menyalurkan ide saja. Penting juga untuk tukang belajar (murid) berinteraksi dengan tukang belajar lainnya.

  • Dokumen hidup

Sistem belajar yang kaku tidak efektif bagi manusia. Rancangan pembelajaran tidak dibuat untuk mengatur keberlangsungan kelas yang ada. Pada akhirnya rancangan pembelajaran yang dibuat dan diterapkan di dalam kelas adalah pemaksaan. Pembuatan rancangan pembelajaran digunakan sebagai pedoman yang mengarahkan sehingga keberadaannya bisa berubah, dirombak, atau diperbarui sesuai dengan konteks penerapan terhadap kelas yang ada. Rancangan pembelajaran yang sempurna tidak akan pernah berlaku bagi kelas yang berisi manusia di dalamnya.

Hal-hal di atas menguraikan beberapa praktik pendidikan yang mengembalikan hak dan kewajiban para tukang belajar melalui pengajar yang tidak tersistem saja tetapi dapat mengalami pembaruan sesuai dengan kebutuhan manusia. 

Penegasan bahwa merdeka belajar tidak berhenti pada gedung sekolah yang berbataskan pagar dengan logo instansi yang tampaknya "akademis". Merdeka belajar juga membawa narasi kontribusi yang sama antara pengajar dan orang tua dalam memberikan hak dan kewajiban belajar bagi tukang belajar. Merdeka belajar bukan saja sistem yang ada di sekolah tetapi siklus yang diterapkan juga di dalam rumah tukang belajar. Pada akhirnya, merdeka belajar adalah kesempatan bagi semua manusia dalam membebaskan akal sehatnya demi menjalani kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun