Kesulitan seseorang dalam berpikir adalah keyakinan bahwa sudut pandangnya sudah lebih ideal dari semua pandangan lain yang ada. Penyebab lainnya bisa karena seseorang tidak memiliki banyak sumber untuk mengembangkan diri sendiri, masih takut menerima risiko, malas berproses, atau tidak mau belajar untuk berkembang. Sistem yang baku dalam berpikir membentuk benteng pertahanan yang hanya membuat kita ketinggalan dan sukar untuk bertahan dalam konteks yang semakin berkembang.Â
Kemampuan berpikir terbuka dapat diasah dengan menggerakkan ide kepada beragam pendapat, membaca pengetahuan, serta terlibat dalam persekutuan atau kelompok-kelompok untuk menemukan adanya pandangan yang berbeda dari diri sendiri. Berpikir terbuka tidak hanya dalam lingkup sekolah atau pendidikan, tetapi juga dalam setiap ranah kehidupan. Memulai untuk menemukan pandangan dari sudut pandang yang lain adalah tahap awal yang tepat menjadi seseorang yang open minded.
Tidak hanya berhenti pada kepala, seseorang yang open minded ditunjukkan melalui tindakan, sikap hidupnya yang senantiasa ditunjukkan setiap hari. Pikiran yang terbuka membawa kita pada keputusan setiap hari untuk menentukan langkah yang akan dilakukan. Kita akan menemukan beragam jalur setiap waktu yang mengantarkan kita pada solusi, tetapi melalui  kemampuan berpikir terbuka kita akan menemukan langkan yang tepat dan futuristik atau berjangka panjang untuk menuntaskan masalah yang ada.Â
Berhentilah mengeraskan diri pada pandangan sendiri, solusi tidak ditempuh pada satu jalur saja. Berpikir terbuka memberi ruang-ruang baru bagi perjalanan pikiran yang membuat tindakan nyata menjadi relevan dan solutif.
Salam berjuang bagi pengagum pandangan yang futuristik di segala peradaban.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H