Apa yang kamu bayangkan dengan waktu dua puluh empat jam? Menghabiskan waktu untuk liburan, mengikuti berbagai kegiatan online, menonton drakor dengan lapisan episode-nya, menimang buku di dalam genggaman, atau istrahat sepanjang waktu.Â
Tapi, bukankah kita punya banyak mimpi yang belum terwujud? Sepertinya mimpi kita sudah menggantung di langit ke tujuh atau di langit atasnya.
Sekarang waktu dua puluh empat jam cukup banyak untuk kita mengerjakan aktivitas yang melelahkan sepanjang hari. Mulai dari bangun pagi sampai tidur pagi (bagi yang begadang).Â
Bagaimana agar kita tidak hanya bermimpi di atas kasur? Dua puluh empat jam adalah waktu yang cukup untuk setiap hari kita membiasakan mengerjakannya.Â
Sebenarnya, alasan terkuat yang membuat seseorang tidak bergerak menuju ke prosesnya adalah malas. Ya, malas. Tepat sekali malas.Â
Malas bangun misalnya, padahal tanpa disadari bangun adalah hal sederhana yang bisa kita biasakan selagi kita memiliki tekad dan komitmen yang kuat. Saya juga orang yang suka bangun kesiangan dan tidur dini hari. Saya sadar bahwa malas adalah sumber dari gagalnya saya bangun pagi.Â
Bagaimana agar target saya tidak saja bualan atau hinaan yang suka membuat saya depresi? Satu-satunya jalan adalah bergerak. Tapi, malas itu kadang datang dan membuat saya sulit sekali untuk tidak malas.Â
Jadi, malas selalu hadir dan datang membuai saya dengan segala tipuannya. Sekali lagi, hanya dengan bergerak. Dua puluh empat jam sangat banyak sehingga saya tidak mampu untuk mengerjakan hal itu-itu saja. Saya ingin menjalankan mimpi-mimpi saya dengan perasaan yang senang juga bahagia.Â
Tipsnya adalah semenit saja. Lakukan dengan konsisten selama satu menit. Misalnya, membaca buku satu menit setiap hari sepanjang tahun. Jika dikalkulasi maka saya sudah mengerjakan target 365 menit per tahun atau sama dengan 6 jam per tahun. Atau sit up semenit saja, dalam sebulan sudah mengerjakan target 30 menit.Â
Apakah ini bekerja? Ya, kekonsistenan adalah kunci yang membuat tubuh terbiasa untuk mengerjakan hal-hal yang sederhana dan rumit menjadi habit yang baik dan sehat buat tubuh dan pikiran.Â
Lebih baik semenit dari pada tidak sama sekali. Bukankah ini jauh lebih mudah menyediakan semenit saja untuk mengerjakan target. Mungkin hasilnya tidak kelihatan secara signifikan tetapi proses panjang telah membiasakan tubuh untuk memiliki kesadaran untuk selalu bergerak semenit setiap harinya.Â
Semenit membaca buku tanpa disadari telah menyelesaikan 150-500 kata. Wah, pencapaian yang sangat luar biasa bukan? apalagi jika anda membaca secara rutin semenit dalam setahun.Â
Anda akan sangat menghargai diri anda sendiri. Atau anda berjanji untuk belajar bahasa asing dengan menghafal 1 kosakata per hari dalam semenit. Maka setahun Anda sudah melakukan up grade diri dengan 365 kosa kata.Â
Kekuatan semenit ini bukan berfokus pada hasil yang banyak atau pencapaian yang signifikan, semenit saja mampu membuat Anda bergerak menuju target atau membuat Anda menjadi konsisten dan melatih Anda untuk disiplin pada diri sendiri.Â
Hanya semenit, Anda telah bergerak dari kemalasan dan membuat progres baru dalam hidup Anda. Semenit membuat Anda bisa mendapatkan nilai (bagi para pelajar yang ujian lisan). Semenit akan menjadi berharga jika Anda mengerjakannya dengan bergerak.Â
Mungkin dua puluh empat jam tidak dapat dipadatkan untuk kegiatan mencapai target, tetapi satu menit pasti bisa membuat Anda mengerjakan perubahan dalam diri Anda. Semenit adalah waktu yang sangat membutuhkan konsisten Anda.Â
Bayangkan berapa banyak waktu dapat dihabiskan untuk menyalahkan diri karena pencapaian yang biasa-biasa saja atau tidak bergerak? Berapa banyak Anda berleha-leha hingga waktu habis dan tanpa sadar Anda kembali ke halaman sosial media yang sudah Anda lihat.Â
Sungguh pekerjaan yang sia-sia bukan jika kita mengabaikan target kita yang berharga dengan memuaskan rasa ingin tahu pada gosip-gosip yang belum jelas benarnya.Â
Semenit dari sekarang cek capaian atau tindakan apa yang ingin Anda kerjakan untuk merubah kemalasan, rasa malas, dan ketidakmampuan itu menjadi kebanggaan.Â
Apakah mustahil mewujudkan mimpi dalam kenyataan? yah, sangat mustahil jika anda hanya bermalas-malasan. Sangat sulit jika anda hanya mengeluh dan tidak bergerak.Â
Hanya butuh semenit untuk mengerjakan dan konsisiten maka perubahan akan terjadi dalam diri Anda. Sekarang, kerjakan semenit maka menit-menit berikutnya akan jadi lebih mudah untuk Anda taklukan.Â
Tapi, bagaimana jika semenit di awal itu menjadi sukar menemukan ide? Pastikan Anda tidak berfokus pada kesulitannya, tetapi pada pemecahan masalah atau solusi maka pasti Anda bisa bergerak dengan progres yang pasti. Hanya semenit saja Anda sudah memenangkan diri Anda dan bersyukurlah atasnya.Â
Mari berprogres, setiap hari secara konsisten.
Salam para pejuang yang punya mimpi.
Kita pasti bisa dengan bergerak dan berani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H