Mohon tunggu...
Helga Evlin Zendrato
Helga Evlin Zendrato Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pecinta Tinta

Berlarilah yang kuat, setidaknya tetap berjalan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Indonesia Telah Merambah ke Luar Negeri

11 Juni 2020   15:30 Diperbarui: 11 Juni 2020   15:37 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat yang hidup dalam lingkungan sosial. Bahasa telah menghadirkan sejumlah pengalaman yang terjalin di dalam kehidupan manusia. Kesadaran sebagai masyarakat yang hidup di negara Indonesia merupakan aset yang penting. Hal ini memberikan kesadaran bahwa kita hidup sebagai masyarakat penutur yang melalui bahasa mampu memberikan ruang untuk berelasi. Bahasa Indonesia menjadi pemersatu bangsa Indonesia. Acap kali, kalimat sebelum ini sudah pernah didengar atau disampaikan oleh banyak orang. Namun, tidak semua orang percaya diri dengan bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia sedang mengalami dilema dengan keberterimaan dalam Indonesia. Forum-forum diskusi di dalam kelas terdengar asyik bila diselingi dengan kosakata yang menggunakan bahasa asing. Status media sosial akan lebih menarik bila menggunakan bahasa asing. Percakapan sehari-hari lebih terlihat intelektual bila mencomot beberapa istilah yang tidak familiar didengar oleh masyarakat. Dari perspektif subjektif, bahasa Indonesia memiliki tingkat keren tersendiri. Namun, tidak semua masyarakat memiliki paham yang sama. 

Kenyamanan mendengarkan aksen dan istilah baru membuat kita lupa dengan kosakata di negara kita sendiri. Misalnya, istilah kos lebih dekat dengan tuturan sehari-hari. Masyarakat tidak asing lagi dengan sebutan ini. Namun, bagaimana dengan kata indekos? Tidak ada banyak yang sering mendengar kata ini bahkan orang yang telah bertahun-tahun menetap di Indonesia merasa asing dengan indekos.

Pencarian KBBI V, kos merupakan bentuk tidak baku dari indekos. Indekos adalah tinggal di rumah orang lain dengan atau tanpa makan (dengan membayar setiap bulan); memondok. Pengertian yang kita sampaikan ketika mendengar kata kos sebenarnya merupakan pengertian dari indekos. Sangat disayangkan karena kita telah terdistrak dengan banyaknya kosakata yang tidak baku. Hal ini dapat dipengaruhi oleh bahasa asing dan kesadaran akan pentingnya bahasa Indonesia. 

Masyarakat di era ini merasa dikucilkan saat mendengarkan orang lain menggunakan bahasa asing. Rasa tidak percaya diri ini membuat bahasa Indonesia tidak memiliki nilai wibawa saat berkomunikasi. Pandangan yang seperti ini dapat menjadi alasan pengekangan majunya kualitas bahasa Indonesia di dalam dan luar negeri. 

Pencarian internet mencatat beberapa sekolah di luar negeri justru mewajibkan murid-muridnya belajar bahasa Indonesia. Negara yang mewajibkan penggunaan bahasa Indonesia di sekolah antara lain Australia, Jepang, Taiwan, Ukrania, dan Korea Selatan. Peluang yang sangat baik untuk mengunjungi sekolah-sekolah yang mengedukasi murid-muridnya agar mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Persentasi ketidakpercayaan diri menggunakan bahasa Indonesia di negara sendiri harus mengalami penurunan. Hal ini menjadi modal bagi bagi bangsa Indonesia untuk memiliki peranan yang menjangkau relasi dengan orang yang berada di luar negeri. 

University of Southern Queensland di Australia, Tokyo University of Foreign Studies di Jepang, National Tauching University of Science di Taiwan, Taras Schevhenko National University of Kyiv di Ukrania, Hankuk University of Foreign Studies di Korea Selatan merupakan sekolah yang mengajarkan bahasa Indonesia. Alasan-alasan yang membuat bangsa asing melirik bahasa Indonesia karena melihat perkembangan sosial masyarakat serta potensi-potensi yang ada di Indonesia.

Bahasa Indonesia menjadi jalur yang mampu menyentuh banyak ranah baik politik, ekonomi, sosial, dan sebagainya. Pola pikir yang benar serta sudut pandang yang tepat memandang keberadaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang memiliki nilai memantapkan performa dan identitas yang baik terhadap masa depan bangsa Indonesia.

Pemahaman yang dalam tentang bahasa Indonesia dan kekayaan akan kosakata dalam bahasa Indonesia menyadarkan bangsa ini akan keberhargaan identitas sebagai bangsa Indonesia. Akan lebih menarik bila pembelajaran dan pengasaan bahasa asing digunakan untuk memperkenalkan bahasa Indonesia. Bukan sebagai sarana untuk mengucilkan bangsa dan masyarakat di dalamnya melainkan untuk meningkatkan martabat negara Indonesia. 

Pandangan subjektif ini, semoga memberikan manfaat kepada masyarakat Indonesia untuk memberikan penilaian yang positif terhadap bahasa yang digunakan oleh masyarakat sendiri. Bahasa Indonesia dipandang kaku karena kita belum menikmati variasi penggunaan kosakatanya dalam bertutur. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun