Mohon tunggu...
Helfizon Assyafei
Helfizon Assyafei Mohon Tunggu... -

pengelana fakir di dunia fana, di ilusi waktu ruang dan tempat........

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pesan Lin Dan

16 Agustus 2015   11:54 Diperbarui: 16 Agustus 2015   11:54 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah Lin Dan di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2015 terhenti di perempatfinal setelah dia dikalahkan Jan O Jorgensen. Skenario duel dua musuh bebuyutan antara Lin Dan dengan Lee Chong Wei yang paling ditunggu pencinta bulutangkis pun buyar. Ketika saya menyaksikan Lee Chong Wei 'membantai' Jan O Jorgensen di semi final serasa itu bukan partai kelas dunia. Ah mengapa Lin Dan harus kalah di perempat final? Adakah dia sengaja menghindar bertemu Lee Chong Wei yang sangat on fire? Dari pada kalah dari Chong Wei tak apa kalah dari Jan O Jorgensen barangkali di benaknya? Entahlah itu hanya praduga. Bisa benar bisa juga tidak.  Jika disimak dari komentar Lin Dan sepertinya dugaan saya itu keliru. "Saya sedih tak bisa berjumpa dengan Chong Wei tapi saya harus terima hasil ini. Saya kalah karena saya memang tak tampil bagus," kata Lin Dan usai pertandingan. Bahkan Lin Dan juga menepis dugaan itu lewat komentarnya: "Bukan, ini bukan karena saya sengaja mengalah demi memudahkan langkah Chong Wei. Semua pemain ingin menjadi juara. Kemampuan kami hampir sama, cuma soal pengalaman yang membedakan," jelas pemain berjuluk Super Dan itu. Bagi saya bukan komentar-komentar itu yang terlalu penting. Tapi komentar Lin Dan berikutnya yang merupakan pesan Lin Dan yang perlu dicermati. "Penonton sangat berisik karena pertandingan saya bersamaan dengan laga pemain Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Saya jadi tidak bisa fokus, instruksi pelatih juga tak bisa saya dengar dengan baik." Ini harus jadi masukan berharga. Memang benar Adalah hak penonton untuk berisik. Tapi sudah banyak disiarkan kejuaraan bulutangkis di berbagai belahan dunia memang kita yang paling berisik. Anehnya berisik ini jadi kebanggaan pula dan tak berubah-ubah dari tahun ke tahun. Entah kapan kita jadi penonton berkelas seperti kejuaraan-kejuaraan duni di tempat lain. Di tenis misalnya saat berisik ada saat tenang juga ada. Di kita yang terjadi berisik tanpa jeda hingga mengganggu konsentrasi pemain. Pesan Lin Dan harus membuat kita mau intropeksi diri. Heboh boleh tapi jangan tanpa jeda yang menimbulkan kesan norak. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun