Pangan lokal sering kali lebih tahan terhadap perubahan iklim dan penyakit tanaman dibandingkan dengan tanaman monokultur seperti padi. Ini membuatnya menjadi pilihan yang lebih andal dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks. Pangan lokal sering kali lebih kaya akan nutrisi daripada beras putih.Â
Misalnya, sagu kaya akan karbohidrat dan serat, sementara umbi-umbian seperti ubi jalar mengandung vitamin dan mineral penting. Mengonsumsi pangan lokal dapat membantu meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat.
Analisis Perbandingan
Mari kita bandingkan konsumsi beras dengan konsumsi pangan lokal Maluku melalui beberapa aspek:
Ketersediaan: Produksi beras lebih terpusat di daerah tertentu seperti Jawa dan Sumatera, sementara pangan lokal Maluku tersedia secara melimpah di wilayah Maluku sendiri serta daerah-daerah lainnya di Indonesia. Ini menjadikan pangan lokal lebih mudah diakses oleh masyarakat di berbagai wilayah.
Kebutuhan Air: Tanaman padi membutuhkan air yang cukup banyak untuk pertumbuhannya, sementara tanaman pangan lokal Maluku sering kali lebih tahan kekeringan dan memerlukan sedikit air. Ini sangat penting mengingat tantangan kekurangan air yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim.
Keamanan Pangan: Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menghadapi masalah kekurangan stok beras yang mengkhawatirkan. Konsumsi pangan lokal Maluku dapat menjadi alternatif yang memperkuat ketahanan pangan negara, mengurangi ketergantungan pada impor beras.
Kesehatan: Sagu, umbi-umbian, dan sukun merupakan sumber nutrisi yang kaya dan sehat. Dengan mengonsumsi pangan lokal Maluku, masyarakat dapat meningkatkan asupan gizi mereka, yang pada gilirannya dapat membantu mengurangi angka stunting dan masalah kesehatan lainnya.
Langkah menuju pemulihan
Mengingat manfaat yang jelas dari mengonsumsi pangan lokal Maluku, langkah-langkah konkret perlu diambil untuk mempromosikan dan mendukung konsumsi ini. Masyarakat perlu diberi pemahaman tentang keunggulan pangan lokal Maluku dari segi nutrisi, keberlanjutan, dan ketahanan pangan.Â
Kampanye edukasi perlu dilakukan melalui berbagai saluran, termasuk sekolah, media massa, dan komunitas lokal. Pemerintah perlu memberikan dukungan kebijakan dan insentif untuk petani lokal, termasuk subsidi untuk pengembangan infrastruktur pertanian, akses pasar yang lebih baik, dan pelatihan teknis.Â
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya