Mohon tunggu...
Helen Tuhumury
Helen Tuhumury Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pattimura

Quiet but an easy going person

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kedelai dan Produk Kedelai: Bermanfaat atau Berisiko?

1 Agustus 2023   10:31 Diperbarui: 8 Agustus 2023   06:44 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bukti menunjukkan bahwa asupan 40-110 mg isoflavon kedelai per hari dapat mengurangi keropos tulang dan meningkatkan penanda kesehatan tulang pada wanita menopause. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini. 

Sebagai gambaran, jumlah ini setara dengan mengonsumsi sekitar 140-440 gram tahu atau 35-100 gram kedelai yang dimasak setiap hari. Isoflavon kedelai juga dapat membantu menurunkan resistensi insulin, suatu kondisi di mana sel tidak lagi merespons insulin secara normal. Seiring waktu, resistensi insulin dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi dan menyebabkan diabetes tipe 2.

Saat kita membaca artikel populer tentang kedelai ataupun studi klinis yang sudah dirancang dengan baik tentang kedelai, masih saja ada perdebatan mengenai manfaat maupun risiko kedelai.Ahli nutrisi sering menyebut kedelai sebagai makanan yang berpotensi memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. 

Namun, karena adanya penelitian yang berlawanan yang menunjukkan kemungkinan efek negatif dari kedelai dalam situasi tertentu, ada keraguan untuk mempromosikan kedelai. Efek negatif itu antara lain: Efeknya menunjukan perilaku hormon estrogen. Isoflavon kedelai sering dianggap meniru hormon reproduksi wanita, yaitu estrogen. Meskipun strukturnya mirip dengan hormon ini, isoflavon kedelai memiliki efek yang lebih lemah dan sedikit berbeda dari estrogen.

Beberapa orang percaya bahwa isoflavon kedelai dapat meningkatkan risiko kanker payudara atau endometrium. Namun, sebagian besar penelitian tidak menemukan efek negatif. Dalam beberapa kasus, isoflavon bahkan dapat memberikan perlindungan terhadap kanker tertentu. Penelitian secara in vitro dan in vivo pada hewan menunjukkan bahwa beberapa senyawa yang ditemukan dalam kedelai dapat mengurangi fungsi kelenjar tiroid. 

Namun, penelitian pada manusia menemukan sedikit atau bahkan tidak ada efek negatif, terutama pada manusia dengan fungsi tiroid yang sehat.  Beberapa orang khawatir bahwa susu formula kedelai dapat berdampak negatif pada perkembangan otak, seksual, tiroid, atau kekebalan tubuh pada bayi. Namun, penelitian-penelitian ini masih belum bisa mengamati efek negatif jangka panjang dari susu formula soya pada bayi yang sehat.

Kedelai kadang merupakan hasil rekayasa genetika (GMO), dan ini menjadi salah satu isu yang menurunkan popularitas kedelai. Kedelai transgenik mungkin mengandung lebih sedikit nutrisi dan lebih banyak residu herbisida daripada kedelai konvensional atau organik. Penelitian lebih lanjut tentang efek kesehatan jangka panjang dari kedelai transgenik masih diperlukan. 

Kedelai juga mengandung antigizi yaitu senyawa yang dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk menyerap vitamin dan mineral yang dikandungnya. Oleh sebab itu disarankan untuk menggunakan proses pengolahan kedelai  seperti perendamna, perkecambahan, fermentasi, dan pemasakan untuk  mengurangi kadar antinutrisi dalam kedelai. 

Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa antinutrisi pada kedelai dapat mengurangi fungsi penghalang usus, yang dapat menyebabkan peradangan dan masalah pencernaan. Namun, penelitian pada manusia masih diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini.

Perdebatan mengenai kedelai masih terus berlanjut dan kita perlu menganalisis secara kritis setiap hasil penelitian mengenai kedelai. Tampaknya kontroversi mengenai mekanisme aksi dari kedelai yang  berbeda terutama disebabkan oleh jenis penelitian yang dilakukan terhadap kedelai. Apakah penelitian tersebut dilakukan pada hewan atau manusia? 

Kedelai dapat dimetabolisme secara berbeda pada hewan, sehingga hasil penelitian pada hewan mungkin tidak dapat diterapkan pada manusia. Yang berikut apakah penelitian mengenai kedelai dilakukan terhadap etnis tertentu? Kedelai dapat dipecah dan digunakan oleh tubuh secara berbeda pada kelompok etnis yang berbeda, sehingga individu dari beberapa negara yang mengonsumsi banyak kedelai tampaknya mendapat manfaat dari makanan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun