Mohon tunggu...
HELENIA LAUREN
HELENIA LAUREN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Hobi menonton film, memainkan gitar dan keyboard

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Penggunaan Aplikasi Tantan Merusak Kepribadian Seseorang

20 Juni 2022   12:19 Diperbarui: 20 Juni 2022   12:44 8979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena perkembangan teknologi akan terus berjalan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Tentunya kita juga menyadari dan merasakan bahwa kemajuan teknologi memberikan banyak kemudahan dengan cara yang efektif dan kenyamanan bagi umat manusia. 

Kita tidak bisa menyangkal bahwa kita sedang hidup di era milenial yang melakukan seluruh kegiatan seperti berkomunikasi, pesan makanan, berbelanja, bahkan mencari jodoh dilakukan secara instan lewat aplikasi kencan online, seperti Tantan, Tinder, Lovely, Okcupid, Happn, eHarmony, dan lain-lain. 

Namun, tanpa kita sadari bahwa kebudayaan manusia telah banyak berubah akibat perkembangan teknologi, mulai dari bidang ekonomi, sosial, dan bidang lainnya.

Hal ini bisa dilihat dari pola kehidupan masyarakat yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap teknologi informasi, salah satunya ialah ponsel yang biasa digenggam dan dibawa kemana pun. Ketergantungan tersebut yang membuat manusia menjadi budak teknologi yang tidak bisa melepaskan diri tanpa memegang gadget. 

Berdasarkan survey yang dilakukan, Secur Envoy menyimpulkan bahwa mahasiswa masa kini mengalami nomophobia, yaitu perasaan cemas dan takut jika tidak bersama telepon selulernya. 

Hasil survey menunjukkan, 66 persen responden mengaku tidak bisa hidup tanpa telepon selulernya. Oleh karena itu, sangat berbahaya apabila para pengguna smartphone tidak bijak dalam menggunakannya.

Tantan merupakan aplikasi pencarian jodoh yang berasal dari Tiongkok dan dikembangkan oleh P1CN. Aplikasi pencarian jodoh ini hadir di Indonesia sejak Juli 2018 lalu. Aplikasi pencarian jodoh ini hadir di Indonesia sejak Juli 2018 lalu. Tantan memberikan cara baru untuk bertemu dengan orang baru. 

Melalui sistem swipe and match, Tantan memungkinkan dua pengguna untuk memulai percakapan ketika keduanya saling menyukai satu sama lain. Pada aplikasi pencarian jodoh Tantan, pengguna dapat mengatur lokasi pengguna saat ini guna menjangkau pengguna Tantan di sekitarnya. Pengguna juga dapat mengatur jarak mulai dari kurang dari 1 kilometer hingga lebih dari 100 kilometer.

Pengaturan jarak berfungsi agar pengguna Tantan dapat memperluas cakupan saat mencari jodoh, sehingga bukan hanya pengguna Tantan di kota tersebut saja yang ditampilkan namun juga hingga ke kota lain. Selain itu, ada range umur yang dapat dipilih pengguna sehingga pengguna bisa mencari atau berinteraksi dengan seeorang yang diinginkan. 

Sebelum melakukan pertemuan tatap muka, para pengguna Tantan melakukan interaksi online dimana para pengguna saling bertukar informasi diri sebagai proses pengembangan hubungan. Setelah pengguna merasa sudah nyaman dan memiliki kecocokan, maka mereka akan meminta nomor whatsapp pasangannya untuk melakukan pendekatan lebih lanjut dan berkencan secara langsung.

Dengan munculnya aplikasi Tantan, memberikan perubahan cara masyarakat dalam menemukan pasangan hidup atau jodoh. Dimana dahulu proses mendapatkan jodoh diawali dengan perkenalan secara tatap muka, melewati tahap pendekatan dengan pasangan, tahap penjajakan untuk saling mengenal satu sama lain, setelah itu baru kencan bersama. 

Namun, semenjak ada aplikasi Tantan, tidak perlu menghabiskan waktu yang lama untuk mencari pasangan. Hanya dalam sekejap, maka para pengguna Tantan bisa menemuka pasangan hidup yang tepat bagi dirinya sendiri. Namun, kita jangan terlalu bangga menggunakan aplikasi pencari jodoh seperti ini.

Karena pada kenyataannya, aplikasi pencari jodoh seperti ini juga sering memberikan dampak negatif bagi moral dan karakter seseorang. Sudah banyak kejadian yang ternyata berakibat fatal bagi korban pengguna Tantan. Seperti kasus yang terjadi 2 hari lalu, pada hari Jumat, 17 Juni 2022 yang dimuat dalam situs Liputan6 dengan judul “10 Bulan Menikah, Wanita di Jambi Baru Sadar Bahwa Suaminya Perempuan”. 

Awal mula kejadian tersebut diawali ketika korban berumur 22 tahun menggunakan aplikasi Tantan atas saran temannya untuk mencari pasangan. Setelah membuka aplikasi tersebut, akhirnya mendapat sinyal bahwa ada orang yang menyukainya juga dalam aplikasi tantan tersebut.

Ahnaf Arrafif merupkan seorang wanita mengaku pria demi menikahi seorang perempuan di Jambi. Saat berkenalan, pria yang ternyata seorang wanita itu mengaku berprofesi sebagai seorang dokter spesialis bedah saraf sekaligus menjadi pengusaha batu bara di PT Bomba Group, PT BAU dan PT PAMA. Akhirnya, pria tersebut mendatangi rumah kekasihnya di Jambi dan mereka mulai kencan bersama sehingga mulai timbul perasaan saling suka. Tak lama, tiga bulan kemudian mereka menikah secara siri dan tidak membawa identitas apapun. 

Setelah melangsungkan pernikahan, pihak keluarga korban wanita sudah menaruh curiga kepada pelaku (suami dari wanita) itu. Mereka curiga terhadap tingkah Ahnaf Arrafif yang keluar kamar mandi selalu mengenakan pakaian lengkap. Hingga suatu ketika ibu dari korban wanita menyuruh menantunya membuka baju di depannya.

Pada akhirnya, Ahnaf Arrafif terbukti bahwa ia  merupakan seorang wanita tulen yang menyamar sebagai pria. Berdasarkan saksi-saki yang dimintai keterangan saat persidangan, pria tersebut yang bernama Ahnaf Arrafif merupakan seorang wanita menyamar sebagai pria yang memiliki nama asli Erayani dan diduga punya kelainan seksual, yaitu penyuka sesama jenis. 

Namun, karena ia mengaku sebagai dokter dan pengusaha batubara, tentunya ada unsur penipuan dalam kasus ini. Memang orangtua korban senang punya mantu seorang dokter dan pengusaha batubara. 

Namun, faktanya pria itu tidak pernah sekolah dan hanya lulusan SMA di Lahat Palembang. Sebagai korban, wanita tersebut bersaksi bahwa dirinya telah rugi berumah tangga dengan suaminya yang merupakan seorang perempuan. Ia merasa bahwa nama baik dan mentalnya sudah dirusak oleh Ahnaf Arrafif. 

Selain itu, ia juga mengaku bahwa wanita yang mengaku sebagai pria tersebut sudah menipu dirinya dan mengalami kerugian sebesar Rp 300 juta selama 10 bulan menjalani rumah tangga bersamanya.

Kehadiran teknologi merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Kemajuan teknologi mampu mengubah pola hubungan dan pola interaksi antar manusia. Perkembangannya sangat cepat sehingga kadangkala manusia tidak sempat untuk beradaptasi dengan kemajuan tersebut. 

Akibatnya, terjadi anomi dalam masyarakat karena mereka tidak mempunyai pegangan hidup yang jelas. Masyarakat yang tidak mampu menguasai teknologi akan mengalami cultural lag dan akan terancam eksistensinya.Di satu sisi, kemajuan teknologi memberikan banyak dampak positif bagi manusia untuk mempermudah memenuhi segala kebutuhannya. Namun, disisi lain kemajuan teknologi juga berdampak negatif yang merusak kepribadian manusia. 

Oleh karena itu, sebagai manusia kita harus bijak dalam menggunakan teknologi.  Tidak semua hal harus diterima dan dilakukan begitu saja, tetapi harus dianalisis dan dipertimbangkan terlebih dahulu. Jangan bangga jika kita menemukan pasangan lewat aplikasi online.

Hanya dalam sekejap kita bisa menemukan pasangan hidup kita hanya dengan menyantumkan nama, umur, pekerjaan serta hobi yang disukai. Banyak sekali dari mereka yang berboong dari data dirinya. Kita tidak pernah tahu apa yang sebenernya menjadi tujuan pelaku. Banyak sekali unsur penipuan, pemanfaatan yang akhirnya hanya merusak mental korban dan rasa trauma yang sulit dihilangkan. Oleh karena itu, jadilah remaja milenial yang cerdas, cermat dan bijak dalam menggunakan setiap situs atau aplikasi online yang digunakaan. Janganlah mudah terpengaruh hanya oleh kenyamanan sesaat yang nantinya akan merusak kita. Satu hal yang perlu kita ingat, teknologi selalu berwajah ganda, di satu saat ia menjadi teman, tetapi di saat yang lain ia juga bisa menjadi lawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun