Mohon tunggu...
HELENIA LAUREN
HELENIA LAUREN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Hobi menonton film, memainkan gitar dan keyboard

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Penggunaan Aplikasi Tantan Merusak Kepribadian Seseorang

20 Juni 2022   12:19 Diperbarui: 20 Juni 2022   12:44 8979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, semenjak ada aplikasi Tantan, tidak perlu menghabiskan waktu yang lama untuk mencari pasangan. Hanya dalam sekejap, maka para pengguna Tantan bisa menemuka pasangan hidup yang tepat bagi dirinya sendiri. Namun, kita jangan terlalu bangga menggunakan aplikasi pencari jodoh seperti ini.

Karena pada kenyataannya, aplikasi pencari jodoh seperti ini juga sering memberikan dampak negatif bagi moral dan karakter seseorang. Sudah banyak kejadian yang ternyata berakibat fatal bagi korban pengguna Tantan. Seperti kasus yang terjadi 2 hari lalu, pada hari Jumat, 17 Juni 2022 yang dimuat dalam situs Liputan6 dengan judul “10 Bulan Menikah, Wanita di Jambi Baru Sadar Bahwa Suaminya Perempuan”. 

Awal mula kejadian tersebut diawali ketika korban berumur 22 tahun menggunakan aplikasi Tantan atas saran temannya untuk mencari pasangan. Setelah membuka aplikasi tersebut, akhirnya mendapat sinyal bahwa ada orang yang menyukainya juga dalam aplikasi tantan tersebut.

Ahnaf Arrafif merupkan seorang wanita mengaku pria demi menikahi seorang perempuan di Jambi. Saat berkenalan, pria yang ternyata seorang wanita itu mengaku berprofesi sebagai seorang dokter spesialis bedah saraf sekaligus menjadi pengusaha batu bara di PT Bomba Group, PT BAU dan PT PAMA. Akhirnya, pria tersebut mendatangi rumah kekasihnya di Jambi dan mereka mulai kencan bersama sehingga mulai timbul perasaan saling suka. Tak lama, tiga bulan kemudian mereka menikah secara siri dan tidak membawa identitas apapun. 

Setelah melangsungkan pernikahan, pihak keluarga korban wanita sudah menaruh curiga kepada pelaku (suami dari wanita) itu. Mereka curiga terhadap tingkah Ahnaf Arrafif yang keluar kamar mandi selalu mengenakan pakaian lengkap. Hingga suatu ketika ibu dari korban wanita menyuruh menantunya membuka baju di depannya.

Pada akhirnya, Ahnaf Arrafif terbukti bahwa ia  merupakan seorang wanita tulen yang menyamar sebagai pria. Berdasarkan saksi-saki yang dimintai keterangan saat persidangan, pria tersebut yang bernama Ahnaf Arrafif merupakan seorang wanita menyamar sebagai pria yang memiliki nama asli Erayani dan diduga punya kelainan seksual, yaitu penyuka sesama jenis. 

Namun, karena ia mengaku sebagai dokter dan pengusaha batubara, tentunya ada unsur penipuan dalam kasus ini. Memang orangtua korban senang punya mantu seorang dokter dan pengusaha batubara. 

Namun, faktanya pria itu tidak pernah sekolah dan hanya lulusan SMA di Lahat Palembang. Sebagai korban, wanita tersebut bersaksi bahwa dirinya telah rugi berumah tangga dengan suaminya yang merupakan seorang perempuan. Ia merasa bahwa nama baik dan mentalnya sudah dirusak oleh Ahnaf Arrafif. 

Selain itu, ia juga mengaku bahwa wanita yang mengaku sebagai pria tersebut sudah menipu dirinya dan mengalami kerugian sebesar Rp 300 juta selama 10 bulan menjalani rumah tangga bersamanya.

Kehadiran teknologi merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Kemajuan teknologi mampu mengubah pola hubungan dan pola interaksi antar manusia. Perkembangannya sangat cepat sehingga kadangkala manusia tidak sempat untuk beradaptasi dengan kemajuan tersebut. 

Akibatnya, terjadi anomi dalam masyarakat karena mereka tidak mempunyai pegangan hidup yang jelas. Masyarakat yang tidak mampu menguasai teknologi akan mengalami cultural lag dan akan terancam eksistensinya.Di satu sisi, kemajuan teknologi memberikan banyak dampak positif bagi manusia untuk mempermudah memenuhi segala kebutuhannya. Namun, disisi lain kemajuan teknologi juga berdampak negatif yang merusak kepribadian manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun