"Besok, semua akan berjalan sesuai rencana," ucap ayah dengan tegas.
Aku mengangguk, namun hati kecil ku berbisik dengan ragu. Apakah ini benar-benar hal yang tepat untuk dilakukan? Namun, ketika aku melihat wajah bangga ayah dan paman, aku menghentikan keraguan dan memilih untuk percaya pada mereka.
Esok harinya, perubahan drastis terjadi di sekolah. Calon lain yang sebelumnya bersaing dengan ku, tiba-tiba dinyatakan tidak memenuhi syarat karena rata-rata nilai mereka tidak mencapai standar yang baru ditetapkan.
Aku menjadi wakil ketua OSIS tanpa saingan. Tentu di balik kemenangan tersebut ada campur tangan ayah dan paman, kesempatan tidak terulang untuk kedua kali. Meskipun kemudian apakah ini benar-benar prestasi yang aku dapatkan dengan cara yang tepat adalah urusan belakangan.
Hingga akhirnya, permainan di balik layar ini kemudian membawa kasak kusuk di sekolah. Aku pun tetap berjalan dengan senyum sumbringah, karena bagi ku: kejujuran dan integritas bukanlah permata berharga dari pada segala bentuk kesuksesan yang diperoleh dengan cara yang benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H