Mohon tunggu...
Helena J Kristina
Helena J Kristina Mohon Tunggu... Dosen - Humor Wayang Peduli Sampah Cintai Bumi, Guyon Wayang Peduli Sampah Cintai Bumi, Komedi Wayang Peduli Sampah Cintai Bumi, Banyolan Wayang Peduli Sampah Cintai Bumi, Humor Bocah-Bocah Wayang Peduli Sampah Cintai Bumi

Hobi: menulis opini melalui cerita yang berlatar belakang kejadian nyata maupun fiktif untuk hiburan diri sendiri. Kepribadian: hampir mendekati INFJ (Introversion, Intuition, Feeling, Judging). Topik konten favorit: Humor, Filsafat, Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Manusia Berjuang, Manusia Berkurban

27 Juni 2023   18:45 Diperbarui: 27 Juni 2023   18:49 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini terinspirasi dari pertemuan hari ini dengan rekan -rekan dosen dan karyawan di Fakultas Teknik UNTAR. Pertama, saya mengagumi teman -teman saya yang beragama muslim yang mempersiapkan Hari Raya Idul Adha dengan melakukan puasa satu hari, dan persiapan lainnya untuk acara keagamaan.  

Kedua, saya mengagumi teman-teman saya yang berprofesi dosen dari berbagai agama tetapi mereka memiliki hati untuk berkurban bagi mahasiswa-mahasiswanya. Hati yang berkurban itu bagaimana maksudnya? 

Maksudnya adalah, saya melihat bagaimana mereka berusaha melayani, mendengarkan, menyemangati, membimbing dan mengarahkan mahasiswa, untuk dapat berprestasi di tingkat nasional dan internasional. Saya juga melihat bagaimana beberapa dosen mendengarkan dan menyemangati mahasiswa yang bermasalah untuk tidak putus asa dalam proses kehidupan-nya.

Di kampus manapun, pastinya mahasiswa datang dari berbagai latarbelakang kehidupan keluarga dan pertemanannya. Tak jarang kondisi ekonomi, kondisi keharmonisan keluarga, dan pengaruh pertemanan membawa dampak yang sangat besar untuk keberhasilan mahasiswa berkarya di kampus. Tak jarang sebagai dosen, kami melihat dan mendengar ada saja mahasiswa yang mengalami luka batin yang sangat dalam sehingga sampai menganggu perkuliahannya. 

Penyebab luka batin bermacam-macam, mulai dari masalah ekonomi, orang tua yang bercerai, orang tua yang berselingkuh, tidak mengetahui jatidirinya karena tidak mengenal orang tuanya sejak lahir, merasa dibuang oleh orang tuanya, pelecehan seksual, dijauhkan teman karena dianggap aneh, kebiasaan teler/mabuk dan lain sebagainya.  

Biasanya mahasiswa yang bermasalah hanya memboroskan energi mereka dengan pikirannya sendiri yang rumit. Dia menjauhkan diri dari pertemanan karena merasa tidak aman dan menganggap dirinya tidak layak dan tidak disukai. Kadang harga dirinya sangat rendah, kadang harga dirinya terlalu tinggi sehingga dia tidak mampu mengucapkan kata “tolong dan terima kasih”. Tak jarang terlihat dia tidak punya sopan santun, banyak berbohong, terlalu mengasihani diri sendiri, tidak punya semangat dan kemauan untuk menyelesaikan kuliahnya.  Kalau saya boleh mengatakan deskripsi tentang keadaan mahasiswa yang bermasalah diatas adalah suatu keadaan terikat pada sisi gelap dalam diri mereka sendiri. 

Sebagai pendidik, tentunya semua dosen berharap masing-masing mahasiswa dapat bertanggung jawab terhadap perilaku mereka sendiri. Tetapi pastinya dosen menyadari bahwa banyak hal yang turut membentuk karakter seorang mahasiswa. 

Saya menyadari tiap mahasiswa yang ada di kampus dilahirkan dalam lingkungan yang berbeda-beda, tetapi cara mereka mampu menggunakan unsur-unsur kehidupan yang khusus adalah pilihan masing-masing. Kalau kamu seorang mahasiswa yang sedang bermasalah dan kamu sedang membaca tulisan ini, jangan biarkan pengalaman yang tidak menyenangkan menjadi alasan mu untuk memilih tidak mengambil bagian dalam kehidupan. 

Luka batin dan kebiasaan buruk bisa disembuhkan, jangan biarkan rasa sakit dan nyeri karena masa lalu yang gelap mengatur kehidupan mu sebagai mahasiswa. Jangan terus biarkan berpikir, kamu adalah korban. Kamu bukan korban. Kamu memegang kendali atas hidup mu sendiri. Kamu dapat belajar berkurban dengan memaafkan diri mu sendiri, keluarga mu, dan orang-orang lain yang membuat hidup mu terasa dalam gelap. Jika kamu membutuhkan bantuan, kamu dapat mencari psikolog ataupun koselor di kampus mu. Maafkanlah dan Bersyukurlah kepada Allah! Dengan demikian kamu sudah berkurban dan kamu siap melangkah kembali untuk membuat hidupmu menjadi lebih baik.

Bapa Abraham/Nabi Ibrahim juga lahir dalam kelemahan. Beliau juga memiliki sisi gelapnya sendiri. Ia melakukan sejumlah kesalahan ketika menghadapi berbagai ancaman dan tekanan dalam hidupnya. 

Ada juga persoalan dalam keluarga besar Abraham (Kejadian 21:8-20), dimana pada waktu itu Ishak, anak Sara dan Ismael, anak Hagar sudah bertumbuh besar. Tetapi Sara sakit hati kepada Hagar dan meminta Abraham mengusir Hagar dan anaknya sendiri Ismael. Abraham tidak mampu melindungi Hagar dan Ismael. 

Abraham terlalu lemah untuk berkata “tidak” pada Sara istrinya. Abraham membuat Hagar dan Ismail menjadi orang-orang buangan dalam keluarganya sendiri. Meskipun jatuh dalam kesalahan, Abraham tidak jatuh dalam keputusasaan. Ia belajar dari kesalahannya dan pengalaman membuatnya menjadi sosok yang semakin beriman dan semakin dewasa dalam hidupnya. Kisah pengorbanan Ishak, anaknya (Kejadian 22: 1-19) adalah krisis lain yang harus dihadapi Abraham. 

Allah mau menguji sejauh mana Abraham sebagai orang beriman mampu taat dan setia kepada kehendak Allah. Allah Pencipta menciptakan manusia dengan kelebihan dan kelemahannya masing-masing, agar manusia tahu artinya berjuang. Selamat Berjuang dan Berkurban untuk kita semua, apapun agama kita.

Saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha, 29 Juni 2023.

Sumber gambar: https://americasbestpics.com/picture/no-one-is-perfect-charlie-brown-that-s-why-pencils-6Symn2lw8?s=cl

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun