Mohon tunggu...
Helen Adelina
Helen Adelina Mohon Tunggu... Insinyur - Passionate Learner

Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value - Einstein

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lepaskan Kemelekatan

1 Juli 2021   18:33 Diperbarui: 1 Juli 2021   18:34 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara-suara bergema di hening malam
Mengusik jiwa lelah saat mata tak mau terpejam

Lepaskan kemelekatanmu
Kau bukan kesuksesanmu
Kau juga bukan kegagalanmu
Kau bukan segudang ambisimu
Kau juga bukan berlaksa-laksa penyesalanmu 
Kau adalah kau 

Kemelakatan hanya akan menipumu
Menjadi sumber penderitaanmu
Membuatmu tak mampu menerima yang baru
Diberikan hidup dari gudang kelimpahannya 

Lepaskan kemelekatanmu
Jangan genggam erat kesuksesan dalam pesta kesombongan
Kau akan terjebak dalam kepongahan dan berhenti belajar
Sepenuh yakin mencoba mendaki gunung-gunung lain untuk kau taklukkan
Tanpa sadar, kau berhenti bertumbuh
Tanpa sadar, kau sudah mati sebelum ajal
Masa lalu tak kan membawamu menuju masa depan

Lepaskan kemelakatanmu
Jangan peluk erat kegagalan dalam pesta mengasihani diri
Kau akan buta tak mampu melihat
Asa dan cahaya di ujung gelap gulita malam
Banyak pintu-pintu lain yang terbuka jika kau ketuk
Banyak jalan-jalan lain yang menampakkan diri jika kau cari
Kegagalan bukan akhir dari segalanya

Lepaskan dirimu sendiri
Kau harus mati terhadap dirimu
Agar kau mampu menghidupi hidup
Tanpa kematian, tak ada kehidupan
Kau harus mati menjadi benih
Agar kau dapat tumbuh menjadi pohon menaungi burung-burung
Berbunga dan berbuah melimpah
Tanpa ketiadaan, tak ada kepenuhan

*******

Aku diam terpaku dalam gelap malam
Menyusuri sungai suara jiwa berasal
Entah berapa lama dia terbungkam
Atau aku telah membungkamnya
Dalam pencarian semu makna hidup

Tapi kali ini aku biarkan dia bicara sesukanya
Bagai anak kecil yang patuh aku mendengarkannya
Tak ada lagi perdebatan
Hanya penerimaan
Tak ada lagi pemberontakan
Hanya kepasrahan
Pada kemurahan hati kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun