Memainkan alunan musik komposer-komposer besar
Mozart, Beethoven, Bach, Chopin, Paganini
Para penonton terhipnotis dalam buaiannya
Tepuk tangan tanda takzim digelorakan
Menggema di ruangan pertunjukkan
Sedang aku terdiam seribu bahasa
Sebuah tanya muncul di kepala
Mengapa kita sibuk mengalunkan simfoni-simfoni masa lalu
Dan bermegah atas keindahan milik zaman lain
Mengapa kita tidak menciptakan simfoni-simfoni masa kini
Milik kita sendiri
Yang akan kita wariskan bersama dengan simfoni-simfoni masa lalu
Suara asing terdengar
Kau bukan komposer, bukan pula pianist
Kenapa kau merepotkan diri memikirkan yang bukan urusanmu
Mengapa kau membahas hal-hal yang tak kau menegrti
Nikmati saja musiknya
Dan diamlah!
Lalu akupun menjawab
Ini bukan sekedar musik
Ini tentang warisan
Mengapa kita bermegah atas warisan yang kita terima
Tanpa memikirkan warisan yang akan kita berikan dari upaya sendiri
Komposisi kehidupan seperti apa yang kita alunkan
Yang kita wariskan kepada anak cucu kita
Akankah kita membangun undakan baru di atas undakan lama warisan yang kita terima
Untuk menyiapkan rumah kehidupan bagi generasi mendatang
Atau kita hanya sebagai pemain yang mengalunkan komposisi masa lalu
Tanpa pernah menggali musik kehidupan kita sendiri
Aduh, pusing!
Lebih baik jadi pemain
Tinggal mainkan partitur yang ada
Sekedar memainkan pun tak ada jaminan seindah aslinya
Sudahlah!
Tinggalkan saja simfoni-simfoni pada pemusik
Tidurlah!
Mungkin besok kita akan mendengar alunan musik yang lain
Maka akupun tidur dalam kengerian
Alunan pertanyaan-pertanyaan mengiringi tidurku
Kehidupan seperti apa yang akan kau warisi bagi anak cucumu
Bumi yang rusak dan penuh sampah?
Iklim yang berubah tak mengikuti musim?
Plastik-plastik yang membanjiri lautan?
Sungai-sungai hitam dan beracun?
Udara yang cemar dan menyesakkan?
Hutan-hutan gundul dan tandus?
Hewan-hewan yang punah diburu?
Tanah-tanah kering kehilangan air?
Gunung salju yang mencair?
Entahlah
Aku sendiri tak tahu
Dan kadang memilih tak mau tahu
Menutup mata pada apa yang terjadi
Biarlah anak panah masa depan mengurus diri mereka sendiri
Lalu aku pun tertidur
Tanpa pernah nyenyak lagi
Catatan: Tulisan diambil dari Facebook pribadi dan direvisi menjadi puisi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI