Rasanya sudah banyak orang menulis tentang bagaimana gawai telah menjadi tembok pemisah antara orang-orang yang berkumpul bersama.
Sampai-sampai muncul istilah “menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh”. Sibuk berkomunikasi dengan orang-orang yang iustru gak ada di tempat, eh orang yang di depan mata malah diantepin.
Kalau orang yang di depan mata ini tidak ada hubungan apa-apa dengan kita, mungkin masih bisa dimaklumi. Lha ini, pasangan sendiri, anak sendiri, orang tua sendiri, adik kakak sendiri, atau teman-teman sendiri.
Seolah-olah kehadiran orang di depan mata ini tidak diharapkan. Dan cilakanya, orang yang di depan mata tadi juga melakukan hal yang sama. Acara berkumpul bersama, tapi tak ada koneksi. Masing-masing sibuk dengan gawainya, sibuk dengan pikirannya sendiri. Lalu apa gunanya berkumpul?
Sayangnya dalam acara buka bersama pun, tak lepas dari “wabah” yang disebut Sherryl Turkle – seorang psikoanalisis dan professor di MIT – “alone together”.
Banyak orang-orang yang sebelum acara buka bersama begitu senang saat di WAG, ide buka bersama digaungkan. Bahkan dresscode juga sudah ditentukan. Beberapa anggota pun rela menjadi panitia agar acara bukber terwujud.
Dari reservasi tempat acara bukber sampai koordinasi dana dilakukan oleh panitia, termasuk konfirmasi apakah datang bersama pasangan dan anak-anak.
Akhirnya acara yang ditunggu-tunggu pun tiba. Begitu pulang kantor sengaja teng go, ngibrit langsung ke tempat acara bukber supaya tak terjebak macet. Yang bekerja sebagai ibu rumah tangga pun tidak mau ketinggalan, bersiap-siap pergi lebih awal dari rumah untuk menghindari macet.
Tadinya dibayangkan betapa bahagianya berkumpul bersama, saling bercerita bagaimana kabar masing-masing. Saling melepas rindu, mengingat-ingat nostalgia tempo doeloe.
Makan bersama, tertawa bersama. Saling ledek ukuran perut menunjukkan tingkat kemakmuran. Bukber jadi semacam reuni kecil-kecilan. Kalau pada hari-hari biasa, kesempatan berkumpul seperti ini susah untuk diwujudkan.
Ternyata yang dibayangkan hanyalah angan-angan semata-mata. Saat salah satu teman tiba di acara bukber, kita saling bersalaman. Basa basi sebentar, lalu mengambil tempat duduk.