Mohon tunggu...
Helena
Helena Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga

Memiliki ketertarikan akan isu terbaru di dunia yang akan memberikan tanggapan, review akan fenomena yang terjadi di dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Buku: Melintas Perbedaan Suara Perempuan, Agensi, dan Politik Solidaritas

4 Juni 2022   13:08 Diperbarui: 4 Juni 2022   13:13 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

adalah forum diskusi yang berisi para  narasumber, pembicara kunci bahkan pembahas oleh laki-laki. Manel memiliki intensitas yang dapat dikategorikan cukup tinggi terutama di Indonesia sehingga, Valeria Juliand 

selaku Kepala Perwakilan PBB di Indonesia telah menginisiasi adanya program No Manel Pladge sebagai bentuk reaksi dari fenomena Manel agar berakhir. Karena hal ini secara jelas menginklusifkan gender dan membuat tidak ada ruang nya seorang perempuan berbicara. Tidak dapat dibayangkan jika Manel mendominasi di Indonesia karena, dapat terlihat kesenjangan identitas gender terutama bagi perempuan di Indonesia.

            Oleh sebab itu dalam buku ini telah dipaparkan pemikiran kritis para feminisme dalam menanggapi isu-isu dunia untuk memberi ruang bagi perempuan untuk dapat berekspresi. Karena pada dasarnya, semua orang bukan saja perempuan juga kaum minoritas berhak untuk mengutarakan pendapat. Dengan bersuara membantu memperjuangkan untuk mendapatkan kebebasan. Sebagai contoh, adanya sikap rasis terhadap kulit warna hitam 

di Amerika Serikat yang membuat segenap masyarakat melakukan demo besar untuk menyuarakan Black Lives Matter yaitu memperjuangkan hak para kulit hitam untuk berhak hidup dan di manusiakan apalagi dengan adanya kasus 

George Floyd yaitu orang kulit hitam yang menjadi korban kekerasan polisi di Amerika. Dengan adanya peristiwa tersebut tentu, dengan ini menjadi perhatian di seluruh dunia terutama di Indonesia, seperti yang telah kita ketahui bahwa masih banyak 

saudara kita di Papua yang masih dikucilkan dan dilakukan semena-mena. Diharapkan melalui buku ini juga sebagai bentuk upaya mengenal dan memahami dedikasi seorang perempuan dalam mengedepankan perbedaan dan keanekaragaman serta memberikan motivasi dan pendorong bagi kaum mayoritas untuk mau bersuara dan mengurangi tindakan penindasan terhadap kaum minoritas. Dalam buku ini akan memaparkan diskusi yang telah dibagi menjadi empat bagian. 

Pada bagian pertama akan membahas kekuasaan dan struktur sosial;bagian kedua membahas mengenai subjek,hasrat, dan teknologi; pada bagian ke tiga membahas tubuh dan politik perbedaan; serta bagian yang terakhir yaitu bagian ke empat akan membahas agama dan politik identitas.

            Kelebihan dari buku ini adalah memiliki daya tarik pada covernya dan walau hanya dibaca dari judulnya saja bagi individu yang memiliki ketertarikan pada dunia politik, sosiologi, feminisme, kewarganegaraan dan isu terkini yang sedang terjadi pasti buku ini memiliki daya pikat. Buku ini juga dikemas dalam bentuk diskusi dan tiap diskusi telah dibagi menjadi beberapa bagian yang berisi tulisan–tulisan dengan membahas sesuai tema yang dibicarakan, dengan ini akan

 membantu pembaca karena buku telah terstruktur dan disusun secara rapi. Di dalam buku ini juga terdapat sinopsis sebelum dijabarkan lebih dalam di dalam bagianya sehingga dapat memberi gambaran serta panduan pada pembaca bahwa, akan ada informasi apa saja yang akan disampaikan dan tidak lupa buku ini diisi oleh pemikir kritis perempuan yang menyampaikan pandangan dari sudut atau potret yang berbeda sehingga, pembaca akan 

mendapat ilmu baru untuk dapat bertahan dan mengetahui cara bersikap di era modern yang juga dikaitkan dengan kehidupan dan isu yang terjadi di Indonesia. Buku ini juga memberi pengenalan para penulis serta latar belakang para pemikir perempuan sehingga, para pembaca dapat dengan mudah mengaitkan penulis dari latar belakang mereka dengan pemikiran yang telah dituangkan dalam buku

            Buku ini juga memiliki kekurangan, karena buku ini berisi diskusi dari pemikir kritis perempuan pastinya menggunakan bahasa akademik yang susah dimengerti bagi banyak orang. Sehingga, daya minat untuk membaca akan terhalang karena adanya beberapa bahasa yang susah dimengerti dan perlu dipelajari terlebih dahulu karena, pasti kita tidak akan bisa menangkap pembahasan dan informasi apa yang akan disampaikan jika tidak 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun