Mohon tunggu...
Hanif Eldrian
Hanif Eldrian Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa FISIP Uhamka

Hai!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Menegur atau Mengingatkan Sesama Muslim

15 Juli 2021   12:29 Diperbarui: 15 Juli 2021   13:09 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa atau kata-kata yang kita gunakan, tentu saja akan mempengaruhi mental atau psikologis orang lain. Dengan menggunakan kata yang sopan dan santun, kita sudah menunjukan perilaku atau niat baik kita. Dengan begitu orang yang anda tegur hatinya akan terenyuh dan akan sangat mengapresiasi dan menghargai sikap kita. 

Dengan begitu, mungkin saja akan membuat dia sadar akan ke-khilafannya dan akan berubah menjadi lebih baik lagi. Namun jika anda sudah menggunakan bahasa yang sopan dan santun, tetapi tetap dihiraukan oleh orang tersebut, bahkan orang tersebut malah marah dan merasa tidak terima, maka kita harus teguh dengan pendirian di awal yakni tetap berperilaku yang sopan dan santun. Jika anda menanggapi nya dengan respon yang kasar atau buruk, atau bahkan jadi mencaci maki orang tersebut, maka anda tidak ada bedanya dengan orang tersebut.

  • Tidak bermaksud menggurui

Ini adalah salah satu sifat yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Yakni, merasa bahwa kita lebih pintar dibanding orang lain. Jangan sekali-kali anda menegur hanya ingin "dilihat" oleh orang lain sebagai orang yang lebih pintar atau lebih baik. Jika anda terkesan menggurui, Hal tersebut justru akan membuat orang yang anda tegur merasa tidak nyaman dengan kehadiran anda. Biasanya, feedback yang akan anda dapatkan adalah orang tersebut tidak akan perduli.

  • Tidak menggunakan nada bicara yang tinggi  

Nada bicara, tentu akan sangat mempengaruhi obrolan yang sedang anda lakukan bersama orang lain. Jika ada menggunakan nada tinggi dalam mengingatkan orang lain, tentu saja orang tersebut akan merasa seperti dimarahi. Apalagi ketika anda berusaha menasihati orang yang lebih tua. Tentu saja penggunaan nada bicara yang tinggi sangat tidak etis untuk digunakan. Meski orang tersebut melakukan kesalahan atau ke-khilafan, kita harus tetap berbicara dengan baik-baik dan harus menghormati orang tersebut. Ingatkan dengan bahasa yang halus, lalu doakan dan harapkan yang terbaik. Semoga dengan berjalan nya waktu, orang tersebut akan sadar.

  • Perhatikan gestur anda saat menegur atau mengingatkan orang lain

Hal ini tentunya berlaku ketika anda sedang menegur atau mengingatkan orang lain saat bertemu langsung atau tatap muka. Gestur yang anda gunakan tentunya sangat berpengaruh terhadap orang lain. Kita ambil contoh gestur menunjuk-nunjukan jari sebagai penanda bahwa orang itu salah. Orang yang anda tegur akan merasa ter intimidasi. Anda terkesan seperti mengajak orang itu berkelahi. Dari sini permasalahannya malah akan menjadi semakin runyam. Padahal awalnya hanya berniat mengingatkan.

  • Tidak memaksa

Yang namanya menegur, tentu diniatkan untuk mengingatkan orang lain yang khilaf atau berbuat kesalahan. Mau dia menerima atau tidak, itu bukan kewajiban kita lagi karena pada dasarnya kita hanya diwajibkan mengingatkan sesama muslim. 

Orang tersebut mau berubah atau tidak sudah bukan kewajiban kita lagi. Kecuali orang yang sedang kita tegur merupakan keluarga kita sendiri. Nah kalau seperti ini beda persoalan. Semisal ayah yang sedang menegur anaknya ke jalan yang benar namun anak tersebut keras kepala, Ayah tersebut memiliki hak untuk memaksa karena anaknya adalah tanggung jawabnya.

  • Melihat situasi dan kondisi

Semisal ada keluarga yang sedang berduka. Lalu ada anggota keluarganya yang tidak memakai hijab. Kira-kira apakah pantas untuk kita mengingatkannya di waktu-waktu seperti itu? Kita harus bijak dalam memperhatikan dan mempertimbangkan terlebih dahulu situasi dan kondisi yang ada. Atau misalnya anda menegur di tempat yang ramai. Apakah hal itu etis untuk dilakukan? Bukankah hal itu hanya membuat orang yang bersangkutan merasa malu?

  • Jangan membuat sakit hati orang yang anda tegur

Hal ini bisa terjadi jika anda tidak memperhatikan penjelasan-penjelasan diatas. Seperti tidak melihat situasi dan kondisi, memaksa orang tersebut, menggunakan gestur yang kasar, bahasa yang digunakan juga terkesan sopan dan menggurui, atau yang lain sebagainya. Hal hal tesebut tentunya dapat menjadi pemicu orang yang anda tegur menjadi sakit hati.

  • Fokus terhadap hal yang akan anda tegur

Dalam hal ini, kita dimaksudkan untuk fokus terhadap pokok permasalahan yang akan anda bahas. Tidak merembet atau memanfaatkan momentum untuk menyangkut pautkannya dengan persoalan lainnya yang tidak ada kaitannya dengan teguran yang akan kita berikan.

  • Memahami pembelaan yang orang tersebut berikan

Selain menegur, kita juga harus memahami posisi orang tersebut. Cara pertamanya adalah memahami pembelaan atau penjelasan yang orang tersebut berikan setelah anda menegur orang itu. Karena orang tersebut juga punya hak untuk memberikan pembelaan atas dirinya.

  • Sebisa mungkin menasihati secara rahasia (empat mata)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun