Mohon tunggu...
Heldi Apriansyah
Heldi Apriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya menjelajahi dunia pendidikan dan dunia E-Sport

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kebijakan Seragam Adat Di Sekolah: antara Pelestarian Budaya dan Beban Finansial

22 Juni 2024   15:25 Diperbarui: 22 Juni 2024   18:08 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kebijakan pemerintah atau dinas pendidikan yang mewajibkan siswa mengenakan baju adat pada hari tertentu memiliki tujuan yang mulia, yaitu melestarikan dan menghargai budaya lokal. Namun, pelaksanaan kebijakan ini perlu dipertimbangkan secara matang agar tidak menimbulkan beban bagi orang tua siswa, terutama bagi mereka yang kurang mampu secara finansial.

Bagi sebagian besar keluarga, biaya untuk membeli baju adat bisa menjadi pengeluaran yang cukup signifikan. Hal ini tentu dapat menimbulkan dilema, karena di satu sisi mereka ingin mendukung anak-anak mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dan menghormati kebijakan yang ada, tetapi di sisi lain mereka harus menghadapi kenyataan keterbatasan finansial.

Untuk mengatasi masalah ini, beberapa solusi dapat dipertimbangkan. Pemerintah atau dinas pendidikan dapat bekerja sama dengan sekolah untuk menyediakan baju adat yang bisa dipinjam oleh siswa pada hari-hari tertentu. Alternatif lain adalah menyediakan subsidi atau bantuan kepada keluarga yang kurang mampu agar mereka dapat membeli baju adat tanpa harus merasa terbebani.

Selain itu, kebijakan ini juga dapat disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat sehingga mereka memahami tujuan dan pentingnya pelestarian budaya melalui penggunaan baju adat. Edukasi ini penting agar masyarakat merasa memiliki dan ikut mendukung program ini, bukan hanya merasa terbebani.

Dengan pendekatan yang lebih inklusif dan mempertimbangkan berbagai aspek sosial-ekonomi, kebijakan ini bisa berjalan dengan lebih efektif dan diterima baik oleh seluruh lapisan masyarakat. Pelestarian budaya memang penting, namun harus dilakukan dengan cara yang tidak memberatkan, melainkan memberdayakan seluruh pihak yang terlibat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun